Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Provinsi Maluku menyatakan, pelayaran antarpulau Pelabuhan Galala Ambon - Namlea sudah tiga kali ditunda dalam sepekan terakhir akibat cuaca buruk.

“Ini rekor sudah tiga kali ini. Setahu kami, ini baru pertama kali selama ini, ditunda tiga hari berturut-turut pada tanggal 8,9,dan 10. Bisanya dua hari, sehari," kata Kepala BPTD Maluku, Handa Lesmana, kepada ANTARA, di Ambon, Senin.

Menurutnya, syahbandar tidak mengizinkan pelayaran antarpulau selama tiga hari berturut-turut karena pada tanggal 8,9, dan 10, khususnya pada perairan Pulau Buru, terjadi gelombang tinggi.

“Inilah dasar kenapa selama tiga hari berturut-turut itu, syahbandar ini tidak mengizinkan untuk berlayar. Makanya ada surat ditempel kan, jadi tidak ada pelayanan atau pelayaran pada tanggal 8,9,10 ini,” ujarnya.

Ia mengatakan, hal ini berdasarkan patokan BPTD melalui Syahbandar, terhadap perkiraan cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Maritim Ambon. “Dan ini dijadikan patokan kami khususnya syahbandar kami, untuk mengizinkan atau tidak mengizinkan kapal tersebut berlayar. Dengan patokan inilah makanya kami selalu melihat laporan dari BMKG setiap hari,” kata Handa.

Baca juga: KSOP Ambon tunda pelayaran kapal ke MBD dampak cuaca buruk

Ia mengaku, syahbandar khususnya, selalu mengecek informasi terbaru pada setiap pukul 09.30 WIT pada perkiraan BMKG, untuk memastikan bisa atau tidak bisanya pelayaran diizinkan beroperasi.

“Jadi jangan sampai pagi ada yang terbaru dan kondisinya memungkinkan atau sedang, kita izinkan. Biasanya jam 10.00 pagi itu masyarakat sudah tahu ini ada pelayanan atau tidak. Kan jam pelayarannya jam 20.00 malam ya,” ungkapnya.

Kata Handa, hari ini pelayaran antarpulau di pelabuhan Galala Ambon tetap beroperasi karena kondisi perairan terbilang sedang oleh BMKG.

“Begitu yang baru hari ini tanggal 11, Alhamdulillah ini berubah. Dari BMKG menyatakan kondisi di perairan Buru itu gelombang sedang untuk sekarang, gitu. Maknya syahbandar bisa mengizinkan kapal tersebut untuk kembali beroperasi,” tandasnya.

Ia menambahkan, selama tiga hari berturut-turut sebelumnya pun sudah sangat meresahkan masyarakat. Namun, lanjutnya, masyarakat perlu tahu, bukan sengaja dipersulit, tetapi syahbandar mengacu kepada BMKG.

“Ini berlakunya di mana-mana ya di seluruh Indonesia pun sama seperti ini," kata dia.

Baca juga: Syahbandar keluarkan larangan pelayaran Galala Ambon - Namlea, dampak cuaca buruk

Kita bisa aja sih misalnya membolehkan, tapi nanti kalau terjadi kecelakaan, kita pasti yang disalahkan karena kita yang mengizinkan berlayar dan kita melanggar batas itu. Kita sudah tahu bahwa gelombang ini kan tinggi, kalau kita perbolehkan, ya mungkin masyarakat yang ga tahu senang-senang aja ya, tapi bagaimana kalau terjadi sesuatu,” tambahnya.

Ia menyampaikan kepada masyarakat, selain di pelabuhan Galala, masyarakat yang ingin berangkat ke Namlea juga bisa mengecek di Pelabuhan Yus Sudarso dan Slamet Riadi karena ada beberapa kapal yang dari segi fisik dinilai mampu menahan gelombang tinggi.

“Ada dua kapal yang masih beroperasi. Ya mungkin lebih besar dari segi fisik daripada kapal penyeberangan di Pelabuhan Galala. Jadi kalau masyarakat lihat di Galala ada pengumuman yang ditempel untuk menunda keberangkatan, bisa cek di pelabuhan sebelah,” terangnya.

Ia berharap, penundaan selama tiga hari berturut-turut ini cukup kali ini saja, agar pelayanan terhadap masyarakat tidak terganggu.

“Kalau kami, karena kapal kami itu tidak besar, beda dengan kapal biasa agak melengkung. Itulah maknya kita sangat mematuhi BMKG ini,” pungkas Handan.

“Kalau beroperasi, kapal fery itu, maksimal dia bisa berlayar dengan aman itu kalau anginnya kurang dari 20 knot. Atau gelombang meternya kurang dari 2,5 meter,” katanya.

Baca juga: KSOP: Seruan keselamatan pelayaran lebih fokus ke armada antarpulau

Pewarta: Winda Herman

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022