Ambon (Antara Maluku) - Ratusan mahasiswa dari dua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Ambon, Jumat, berunjuk rasa menyikapi rencana pemerintah menaikan harga BBM pada 1 April 2012.
BEM Institut Agama Islam Negeri (IAIN) maupun Universitas Darussslam (Unidar) Ambon berkumpul di kawasan Lampu Lima, kecamatan Sirimau, selanjutnya berjalan kaki menuju pusat kota Ambon yang berjarak sekitar tiga kilometer.
Akibatnya personel polisi Satuan Lalu Lintas dibuat sibuk untuk mengatur aktivitas kendaraan bermotor yang sempat macet saat mahasiswa melintasi sejumlah ruas jalan menuju ke lokasi unjuk rasa.
Demonstran dari BEM IAIN melakukan unjuk rasa di bundaran Tugu Trikora, sedangkan Unidar di perempatan Pos Kota Ambon.
Puncak demonstran dijadwalkan di kantor Gubernur Maluku guna menyampaikan pernyataan sikap kepada pemerintah provinsi setempat untuk diteruskan ke pemerintah pusat.
Kabid Humas Polda Maluku, AKBP Johanis Huwae mengatakan, personil polisi dengan dukungan TNI-AD maupun Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) siap mengamankan aksi unjuk rasa.
"Kami mengharapkan para demonstran melaksanakan unjuk rasa dengan bertanggung jawab dan tidak anarkis sehingga tidak berbenturan dengan aparat keamanan sebagaimana terjadi di daerah lainnya,'' katanya.
Pengamanan tersebut, menurut Kabid Humas didukung juga dengan pengerahan kendaraan taktis (Rantis) sebanyak dua unit.
"Jadi Rantis untuk mengantisipasi kemungkinan para demonstran bertindak anarkis, terutama kemungkinan bertindak merusak lambang - lambang negara," tandasnya.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVI/ Pattimura, Kolonel Kus Hariyono menyatakan personel TNI-AD siap melakukan pendekatan persuasif dalam mengatasi demonstran menyikapi rencana pemerintah menaikan harga bahan BBM pada 1 April 2012.
"Kami (personel TNI-AD) hanya mendukung pengamanan yang dilakukan personil polisi, namun pendekatan persuasif dikedepankan agar mengantisipasi kemungkinan tindakan anarkis dari pengunjuk rasa saat melaksanakan unjuk rasa," katanya.
Kapendam tidak merinci berapa personel TNI-AD yang dikerahkan untuk mendukung pengamanan aksi unjuk rasa.
"Pastinya personil batalion maupun satuan tugas teritorial dikerahkan untuk melakukan pengamanan di fasilitas vital," ujarnya..
Hanya saja, Kapendam mengingatkan demonstran saat melakukan unjuk rasa hendaknya tidak merusak lambang-lambang negara atau pun bertindak anarkis karena pastinya berhadapan dengan personil TNI-AD.
"Silahkan melakukan unjuk rasanya, namun tidak boleh anarkis - merusak lambang-lambang negara dan mengancam kedaulatan NKRI karena pasti ditindak personil TNI-AD," tegas Kapendam.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
BEM Institut Agama Islam Negeri (IAIN) maupun Universitas Darussslam (Unidar) Ambon berkumpul di kawasan Lampu Lima, kecamatan Sirimau, selanjutnya berjalan kaki menuju pusat kota Ambon yang berjarak sekitar tiga kilometer.
Akibatnya personel polisi Satuan Lalu Lintas dibuat sibuk untuk mengatur aktivitas kendaraan bermotor yang sempat macet saat mahasiswa melintasi sejumlah ruas jalan menuju ke lokasi unjuk rasa.
Demonstran dari BEM IAIN melakukan unjuk rasa di bundaran Tugu Trikora, sedangkan Unidar di perempatan Pos Kota Ambon.
Puncak demonstran dijadwalkan di kantor Gubernur Maluku guna menyampaikan pernyataan sikap kepada pemerintah provinsi setempat untuk diteruskan ke pemerintah pusat.
Kabid Humas Polda Maluku, AKBP Johanis Huwae mengatakan, personil polisi dengan dukungan TNI-AD maupun Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) siap mengamankan aksi unjuk rasa.
"Kami mengharapkan para demonstran melaksanakan unjuk rasa dengan bertanggung jawab dan tidak anarkis sehingga tidak berbenturan dengan aparat keamanan sebagaimana terjadi di daerah lainnya,'' katanya.
Pengamanan tersebut, menurut Kabid Humas didukung juga dengan pengerahan kendaraan taktis (Rantis) sebanyak dua unit.
"Jadi Rantis untuk mengantisipasi kemungkinan para demonstran bertindak anarkis, terutama kemungkinan bertindak merusak lambang - lambang negara," tandasnya.
Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVI/ Pattimura, Kolonel Kus Hariyono menyatakan personel TNI-AD siap melakukan pendekatan persuasif dalam mengatasi demonstran menyikapi rencana pemerintah menaikan harga bahan BBM pada 1 April 2012.
"Kami (personel TNI-AD) hanya mendukung pengamanan yang dilakukan personil polisi, namun pendekatan persuasif dikedepankan agar mengantisipasi kemungkinan tindakan anarkis dari pengunjuk rasa saat melaksanakan unjuk rasa," katanya.
Kapendam tidak merinci berapa personel TNI-AD yang dikerahkan untuk mendukung pengamanan aksi unjuk rasa.
"Pastinya personil batalion maupun satuan tugas teritorial dikerahkan untuk melakukan pengamanan di fasilitas vital," ujarnya..
Hanya saja, Kapendam mengingatkan demonstran saat melakukan unjuk rasa hendaknya tidak merusak lambang-lambang negara atau pun bertindak anarkis karena pastinya berhadapan dengan personil TNI-AD.
"Silahkan melakukan unjuk rasanya, namun tidak boleh anarkis - merusak lambang-lambang negara dan mengancam kedaulatan NKRI karena pasti ditindak personil TNI-AD," tegas Kapendam.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012