Ambon (Antara Maluku) - Sedikitnya tiga penambang emas di kawasan Gunung Botak (Desa Wamsaid) Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru mengalami luka-luka ringan maupun berat akibat dibacok orang tak dikenal (OTK).
"Ketiga warga pendatang itu sedang mengolah material pasir dan tanah menggunakan mesin tromol untuk mendulang ketika diserang OTK pada Senin dinihari (9/7) sekitar pukul 03.00 WIT. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Umum Namlea guna menjalani pengobatan," kata seorang warga bernama Rudy Tan, saat dihubungi ANTARA melalui telepon dari Ambon, Selasa.
Menurut Rudy, ketiga pendulang emas ini tidak diketahui identitasnya karena mereka merupakan warga pendatang dari daerah lain, dan satu korban di antaranya dalam kondisi kritis dan masih mejalani perawatan intensif di RSU Namlea.
Perkelahian akibat perebutan lahan tambang yang berujung kematian di lokasi penambangan emas tanpa izin (Peti) Gunung Botak sudah seringkali terjadi. Sejauh ini aparat kepolisian belum menahan satu pun tersangka.
Sejak lokasi penambangan emas rakyat ini ditemukan beberapa waktu lalu, terjadi sejumlah insiden yang mengakibatkan korban jiwa maupun luka-luka, antara lain dalam insiden 15 Mei 2012 atau tanah longsor pada lubang galian yang menewaskan dua pendulang tanggal 11 Juni, maupun perebutan lahan galian yang berakibat dua penambang tewas.
Insiden baru kembali terjadi pada Senin dinihari (9/7) kemarin saat OTK membacok tiga warga pendatang yang sedang mengoperasikan mesin tromol.
Pendulang yang mengoperasikan mesin ini selalu bekerja 24 jam secara bergantian untuk memisahkan butiran emas dari material tanah dan pasir.
Kabid Humas Polda Maluku, AKBP J. Huwae yang dihubungi secara terpisah terkait insiden pebacokan pendulang emas di Kabupaten Buru belum bersedia memberikan keterangan.
"Kami masih melakukan rapat koordinasi untuk program operasi khusus jelang bulan suci Ramadhan dengan Kapolda Maluku," kata Huwae.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
"Ketiga warga pendatang itu sedang mengolah material pasir dan tanah menggunakan mesin tromol untuk mendulang ketika diserang OTK pada Senin dinihari (9/7) sekitar pukul 03.00 WIT. Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Umum Namlea guna menjalani pengobatan," kata seorang warga bernama Rudy Tan, saat dihubungi ANTARA melalui telepon dari Ambon, Selasa.
Menurut Rudy, ketiga pendulang emas ini tidak diketahui identitasnya karena mereka merupakan warga pendatang dari daerah lain, dan satu korban di antaranya dalam kondisi kritis dan masih mejalani perawatan intensif di RSU Namlea.
Perkelahian akibat perebutan lahan tambang yang berujung kematian di lokasi penambangan emas tanpa izin (Peti) Gunung Botak sudah seringkali terjadi. Sejauh ini aparat kepolisian belum menahan satu pun tersangka.
Sejak lokasi penambangan emas rakyat ini ditemukan beberapa waktu lalu, terjadi sejumlah insiden yang mengakibatkan korban jiwa maupun luka-luka, antara lain dalam insiden 15 Mei 2012 atau tanah longsor pada lubang galian yang menewaskan dua pendulang tanggal 11 Juni, maupun perebutan lahan galian yang berakibat dua penambang tewas.
Insiden baru kembali terjadi pada Senin dinihari (9/7) kemarin saat OTK membacok tiga warga pendatang yang sedang mengoperasikan mesin tromol.
Pendulang yang mengoperasikan mesin ini selalu bekerja 24 jam secara bergantian untuk memisahkan butiran emas dari material tanah dan pasir.
Kabid Humas Polda Maluku, AKBP J. Huwae yang dihubungi secara terpisah terkait insiden pebacokan pendulang emas di Kabupaten Buru belum bersedia memberikan keterangan.
"Kami masih melakukan rapat koordinasi untuk program operasi khusus jelang bulan suci Ramadhan dengan Kapolda Maluku," kata Huwae.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012