Ambon (Antara Maluku) - Provinsi Maluku tidak bisa berswasembada beras pada 2013 seperti yang ditargetkan, kata Kepala Dinas Pertanian (Kadistan) Maluku Syuryadi Sabirin kepada ANTARA di Ambon, Rabu.
"Target Maluku untuk swasembada beras tidak mungkin bisa dicapai pada 2013," katanya.
Sabirin mengatakan hal tersebut berdasarkan fakta bahwa jumlah produksi beras di Maluku masih sangat kurang kendati selama dua tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni 49 ribu ton pada 2010 menjadi 52 ribu ton pada 2011.
Ia mengungkapkan, jumlah kenaikan produksi tersebut masih tidak sebanding dengan jumlah konsumsi beras 1,5 juta jiwa penduduk Maluku, yakni sebanyak 128 ribu ton per tahun.
"Berdasarkan angka ramalan Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, tahun ini Maluku hanya mampu memproduksi beras sebanyak 67 ribu ton," katanya.
Ia juga mengatakan, untuk mengatasi kekurangan beras sebanyak 61 ribu ton demi memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Maluku, pemerintah daerah setempat masih terus memasok beras Bulog dalam bentuk beras raskin, dan beras premium dari pihak swasta.
"Kami masih terus memasok beras raskin dan juga beras premium yang disediakan pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat," ucapnya.
Menurut Sabirin, Maluku baru bisa swasembada beras pada 2014.
"Untuk mencapai target tersebut, kami akan menggalakkan tiga program utama yakni intensifikasi, ekstensifikasi (perluasan lahan sawah), dan diversifikasi pangan lokal," katanya.
Rencananya, Distan akan mencetak sawah baru sebanyak 10 ribu hektar di enam kabupaten, yakni Maluku Tengah (5.000 hektar), Buru (1.500 hektar), Seram Bagian Barat (100 hektar), Seram Bagian Timur (1.500 hektar), Buru Selatan (1.700 hektar), dan Maluku Barat Daya (200 hektar).
Pencetakan sawah baru yang direncanakan berlansung pada 2013 diharapkan mampu meningkatkan produksi beras pada 2014 untuk mencapai target swasembada.
"Kami sudah mengajukan usulan untuk itu, dalam rangka mendukung target Kementerian Pertanian (Kementan), yakni Indonesia bisa surplus beras sebanyak 10 juta ton pada 2014," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012
"Target Maluku untuk swasembada beras tidak mungkin bisa dicapai pada 2013," katanya.
Sabirin mengatakan hal tersebut berdasarkan fakta bahwa jumlah produksi beras di Maluku masih sangat kurang kendati selama dua tahun terakhir terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yakni 49 ribu ton pada 2010 menjadi 52 ribu ton pada 2011.
Ia mengungkapkan, jumlah kenaikan produksi tersebut masih tidak sebanding dengan jumlah konsumsi beras 1,5 juta jiwa penduduk Maluku, yakni sebanyak 128 ribu ton per tahun.
"Berdasarkan angka ramalan Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku, tahun ini Maluku hanya mampu memproduksi beras sebanyak 67 ribu ton," katanya.
Ia juga mengatakan, untuk mengatasi kekurangan beras sebanyak 61 ribu ton demi memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Maluku, pemerintah daerah setempat masih terus memasok beras Bulog dalam bentuk beras raskin, dan beras premium dari pihak swasta.
"Kami masih terus memasok beras raskin dan juga beras premium yang disediakan pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat," ucapnya.
Menurut Sabirin, Maluku baru bisa swasembada beras pada 2014.
"Untuk mencapai target tersebut, kami akan menggalakkan tiga program utama yakni intensifikasi, ekstensifikasi (perluasan lahan sawah), dan diversifikasi pangan lokal," katanya.
Rencananya, Distan akan mencetak sawah baru sebanyak 10 ribu hektar di enam kabupaten, yakni Maluku Tengah (5.000 hektar), Buru (1.500 hektar), Seram Bagian Barat (100 hektar), Seram Bagian Timur (1.500 hektar), Buru Selatan (1.700 hektar), dan Maluku Barat Daya (200 hektar).
Pencetakan sawah baru yang direncanakan berlansung pada 2013 diharapkan mampu meningkatkan produksi beras pada 2014 untuk mencapai target swasembada.
"Kami sudah mengajukan usulan untuk itu, dalam rangka mendukung target Kementerian Pertanian (Kementan), yakni Indonesia bisa surplus beras sebanyak 10 juta ton pada 2014," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2012