Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Maluku telah membentuk kelompok kerja (Pokja) khusus untuk memantau kampanye hitam ataupun isu-isu negatif di media sosial (medsos).

"Kita sudah membentuk pokja isu-isu negatif yang anggotanya selain dari unsur Bawaslu, juga terdiri dari siber kejahatan Polda dan menggaet pemerhati media sosial dari Mafindo (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia)," kata Bawaslu Maluku Subair, di Ambon, Jumat.

Menurut dia, kampanye bermuatan hoaks atau berita bohong di medsos merupakan salah satu indikator potensi terbesar timbulnya kerawanan pemilu, sehingga tidak akan terlepas dari pemantauan Bawaslu melalui pokja yang telah dibentuk.

Sebab, menurut dia, informasi hoaks dan maraknya kampanye hitam melalui medsos berpotensi membuat pemilu menjadi tegang, sehingga perlu diawasi.

Dalam pelaksanaan kampanye nanti tidak hanya ramai di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya atau ruang media sosial.

"Jadi kami telah menyiapkan diri untuk mengawasi itu, dan jika ditemukan ada pelanggaran, maka akan kita proses sesuai prosedurnya," terangnya.

Subair berharap, semua peserta pemilu, baik partai politik maupun calon perseorangan bisa bijak melihat kondisi sosial. Karena meski kampanye itu berjalan gembira, tapi jangan sampai menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.

Apalagi, kampanye hitam di medsos yang dapat memicu kepada isu-isu provokatif dan konflik anarkis dan sebagainya. "Jadi kita harap semua berjalan sesuai fungsinya. Kalau semua dilaksanakan dengan baik, saya yakin kampanye akan berjalan dengan baik," ujarnya.

Pewarta: Winda Herman

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023