Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Maluku Utara (Malut) kembangkan komoditas tanaman cabai bagi petani guna menekan tingkat inflasi di daerah ini.
"Bibit cabai sebanyak 3.500 bibit yang dikembangkan petani dapat dipasok ke masyarakat melalui berbagai pasar tradisional dan tentunya ini bisa menekan angka inflasi," kata Sekretaris TPID Kota Tikep, Nurlaila di Ternate, Rabu.
Oleh karena itu, TPID terus memantau perkembangan, terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan bibit cabai bisa berproduksi untuk kebutuhan masyarakat.
Di samping itu, kata Nurlaila, TPID juga terus melakukan gerakan menanam bagi PNS melalui pemanfaatan penanaman cabai dan berbagai komoditas untuk menekan tingginya inflasi.
Sementara itu, Pemprov Malut tetap menyiapkan cadangan pangan, guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan bahan kebutuhan masyarakat yang bisa berimplikasi naiknya inflasi.
Asisten Administrasi Umum Setda Pemerintah Provinsi Malut, Asrul Gailea meminta seluruh daerah untuk terus menjaga ketersediaan pangan, karena dikhawatirkan saat kebutuhan masyarakat meningkat terjadi kenaikan harga yang bahkan tidak bisa dikendalikan.
Dia mengatakan, saat menggelar rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Mendagri Tito Karnavian telah disampaikan berbagai persoalan terkait kelangkaan bahan kebutuhan pangan di daerah Malut.
Menurut dia, pihaknya telah meminta agar kebutuhan pangan yang harus terus dijaga seperti ikan dan bahan bakar minyak (BBM).
Untuk kebutuhan ikan misalnya, harus digunakan satu pintu dalam pendaratan ikan dan pencadangan pangan, karena sewaktu-waktu terjadi cuaca buruk maka harga berpotensi mengalami kenaikan.
Begitu pula, kebutuhan pokok yang sebagian besar didatangkan dari luar Malut, dan kebutuhan BBM harusnya ada pencadangan yang bisa diatur pemerintah guna menekan terjadinya kenaikan harga.
Asrul menambahkan, sesuai laporan pemerintah pusat, saat ini Badan Pangan Nasional telah melakukan beberapa langkah diantaranya memonitor 77 pasar yang ada di Indonesia tentang penyaluran bantuan daging ayam dan telur.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Bibit cabai sebanyak 3.500 bibit yang dikembangkan petani dapat dipasok ke masyarakat melalui berbagai pasar tradisional dan tentunya ini bisa menekan angka inflasi," kata Sekretaris TPID Kota Tikep, Nurlaila di Ternate, Rabu.
Oleh karena itu, TPID terus memantau perkembangan, terutama dalam pengelolaan dan pemanfaatan bibit cabai bisa berproduksi untuk kebutuhan masyarakat.
Di samping itu, kata Nurlaila, TPID juga terus melakukan gerakan menanam bagi PNS melalui pemanfaatan penanaman cabai dan berbagai komoditas untuk menekan tingginya inflasi.
Sementara itu, Pemprov Malut tetap menyiapkan cadangan pangan, guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan bahan kebutuhan masyarakat yang bisa berimplikasi naiknya inflasi.
Asisten Administrasi Umum Setda Pemerintah Provinsi Malut, Asrul Gailea meminta seluruh daerah untuk terus menjaga ketersediaan pangan, karena dikhawatirkan saat kebutuhan masyarakat meningkat terjadi kenaikan harga yang bahkan tidak bisa dikendalikan.
Dia mengatakan, saat menggelar rapat koordinasi yang dipimpin langsung oleh Mendagri Tito Karnavian telah disampaikan berbagai persoalan terkait kelangkaan bahan kebutuhan pangan di daerah Malut.
Menurut dia, pihaknya telah meminta agar kebutuhan pangan yang harus terus dijaga seperti ikan dan bahan bakar minyak (BBM).
Untuk kebutuhan ikan misalnya, harus digunakan satu pintu dalam pendaratan ikan dan pencadangan pangan, karena sewaktu-waktu terjadi cuaca buruk maka harga berpotensi mengalami kenaikan.
Begitu pula, kebutuhan pokok yang sebagian besar didatangkan dari luar Malut, dan kebutuhan BBM harusnya ada pencadangan yang bisa diatur pemerintah guna menekan terjadinya kenaikan harga.
Asrul menambahkan, sesuai laporan pemerintah pusat, saat ini Badan Pangan Nasional telah melakukan beberapa langkah diantaranya memonitor 77 pasar yang ada di Indonesia tentang penyaluran bantuan daging ayam dan telur.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024