Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal (Dirjen) Perbendaharaan Provinsi Maluku Utara (Malut) menyatakan, realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Malut hingga Juni 2024 tercatat sebesar Rp306,59 miliar dengan 4.406 debitur.
"Angka ini mengalami pertumbuhan 20,7 persen secara tahunan didominasi dari sektor perdagangan besar dan eceran," kata Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Malut, Tunas Agung Jiwa Brata di Ternate, Jumat.
Dirinya menyebut, penyaluran KUR sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp170,97 miliar dengan 2.433 debitur.
Disusul Akomodasi Rp39,46 miliar, Jasa Kemasyarakatan Rp23,97 miliar. Serta menyusul di bawahnya, sektor Pertanian, Perikanan, Industri Pengolahan, Transportasi dan lainnya.
Sedangkan, untuk Kabupaten Halmahera Utara, mencatatkan realisasi terbesar Rp69,76 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 824 orang.
"Realisasi terbesar kedua berasal dari Kabupaten Halmahera Selatan Rp54,98 miliar dengan 899 debitur," ujarnya.
Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara juga mencatat realisasi Ultra Mikro (UMi) hingga Juni yang sebesar Rp1.522,30 juta terdiri dari 310 debitur.
Menurut Tunas, dibandingkan tahun sebelumnya, realisasi UMi sedikit terkontraksi sebesar 11,58 persen.
Realisasi UMi terbesar berasal dari Kota Ternate Rp1.268,53 juta dengan 268 debitur. Berada di posisi kedua, yaitu Pulau Morotai dengan realisasi sebesar Rp87,31 juta dengan 18 debitur.
"Realisasi UMi tersebar di 7 kabupaten/kota di Maluku Utara", ucap Tunas, mengakhiri.
Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Maluku Utara (Malut) menyatakan, pemerintah telah menyalurkan dana bagi pelaku usaha melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Malut.
Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Provinsi Malut, Muhammad Priandi di Ternate, Selasa mengatakan, penyaluran KUR dan UMi di Malut sampai dengan Mei 2024, realisasi KUR tercatat sebesar Rp225,73 miliar untuk 3.818 debitur dan tumbuh 80,6192 (yoy) dengan dominasi dari sektor perdagangan besar dan eceran.
"Sedangkan, untuk realisasi UMi, hingga Mei 2024 tercatat sebesar Rp1.186,90 juta atau 160 debitur dengan kontraksi sebesar 16,03”4 (yoy)," ujarnya melalui media briefing edisi Juni 2024 di Aula Gamalama, Kanwil DJPb Provinsi Malut.
Dirinya mengungkapkan, realisasi KUR maupun UMi juga telah dimanfaatkan para pelaku usaha dalam mengembangkan potensi pertanian seperti potensi peningkatan produksi jagung di Provinsi Malut.
Dimana, sebagai salah satu komoditas pengganti beras, jagung dapat mengatasi permasalahan ketahanan pangan. Jika dibandingkan dengan regional Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara, produksi jagung Maluku Utara tahun 2023 menjadi yang tertinggi kedua setelah Provinsi Papua.
Tentunya ini menjadi sebuah angin segar bagi upaya peningkatan produksi jagung yang diiringi dengan Maluku Utara sebagai salah satu dari enam provinsi yang dipilih untuk peningkatan produksi jagung nasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024
"Angka ini mengalami pertumbuhan 20,7 persen secara tahunan didominasi dari sektor perdagangan besar dan eceran," kata Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Malut, Tunas Agung Jiwa Brata di Ternate, Jumat.
Dirinya menyebut, penyaluran KUR sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp170,97 miliar dengan 2.433 debitur.
Disusul Akomodasi Rp39,46 miliar, Jasa Kemasyarakatan Rp23,97 miliar. Serta menyusul di bawahnya, sektor Pertanian, Perikanan, Industri Pengolahan, Transportasi dan lainnya.
Sedangkan, untuk Kabupaten Halmahera Utara, mencatatkan realisasi terbesar Rp69,76 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 824 orang.
"Realisasi terbesar kedua berasal dari Kabupaten Halmahera Selatan Rp54,98 miliar dengan 899 debitur," ujarnya.
Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara juga mencatat realisasi Ultra Mikro (UMi) hingga Juni yang sebesar Rp1.522,30 juta terdiri dari 310 debitur.
Menurut Tunas, dibandingkan tahun sebelumnya, realisasi UMi sedikit terkontraksi sebesar 11,58 persen.
Realisasi UMi terbesar berasal dari Kota Ternate Rp1.268,53 juta dengan 268 debitur. Berada di posisi kedua, yaitu Pulau Morotai dengan realisasi sebesar Rp87,31 juta dengan 18 debitur.
"Realisasi UMi tersebar di 7 kabupaten/kota di Maluku Utara", ucap Tunas, mengakhiri.
Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Maluku Utara (Malut) menyatakan, pemerintah telah menyalurkan dana bagi pelaku usaha melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Ultra Mikro (UMi) di Malut.
Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Provinsi Malut, Muhammad Priandi di Ternate, Selasa mengatakan, penyaluran KUR dan UMi di Malut sampai dengan Mei 2024, realisasi KUR tercatat sebesar Rp225,73 miliar untuk 3.818 debitur dan tumbuh 80,6192 (yoy) dengan dominasi dari sektor perdagangan besar dan eceran.
"Sedangkan, untuk realisasi UMi, hingga Mei 2024 tercatat sebesar Rp1.186,90 juta atau 160 debitur dengan kontraksi sebesar 16,03”4 (yoy)," ujarnya melalui media briefing edisi Juni 2024 di Aula Gamalama, Kanwil DJPb Provinsi Malut.
Dirinya mengungkapkan, realisasi KUR maupun UMi juga telah dimanfaatkan para pelaku usaha dalam mengembangkan potensi pertanian seperti potensi peningkatan produksi jagung di Provinsi Malut.
Dimana, sebagai salah satu komoditas pengganti beras, jagung dapat mengatasi permasalahan ketahanan pangan. Jika dibandingkan dengan regional Papua, Papua Barat, Maluku, dan Maluku Utara, produksi jagung Maluku Utara tahun 2023 menjadi yang tertinggi kedua setelah Provinsi Papua.
Tentunya ini menjadi sebuah angin segar bagi upaya peningkatan produksi jagung yang diiringi dengan Maluku Utara sebagai salah satu dari enam provinsi yang dipilih untuk peningkatan produksi jagung nasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024