Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Maluku meningkatkan kapasitas pelaksana program penurunan stunting di Kabupaten Aru sebagai bentuk komitmen menekan angka stunting di daerah itu.

"BKKBN Provinsi Maluku terus berupaya memberikan intervensi sensitif melalui pencegahan dan penurunan angka stunting," kata Kepala Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku, dr. Mauliwaty Bulo dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Jumat.

Ia mengatakan bahwa salah satu upaya yang dilakukan pihaknya adalah pendampingan melalui Tim Pendamping Keluarga dan juga pelayanan kelompok Bina Keluarga Balita (BKB).

Dijelaskannya bahwa stunting memberikan dampak negatif bagi perkembangan dan pertumbuhan seseorang sepanjang hayatnya. Berdasarkan Hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, menunjukkan angka prevalensi stunting di Indonesia hanya mengalami penurunan 0,1 persen yaitu dari 21,6 persen menjadi 21,5 persen.

Secara khusus di Maluku angka prevalensi stunting naik dari 26,1 persen menjadi 28,4 persen. Hal yang sama juga dialami di Kabupaten Kepulauan Aru, angka prevalensi meningkat cukup besar dari 28,1 persen menjadi 40,6 persen.

"Hal ini menunjukkan, kita masih harus berupaya keras untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di Kabupaten Kepulauan Aru,” ujarnya.

Melalui kegiatan peningkatan kapasitas itu ia berharap, agar para kader, PKB/PLKB dan para tokoh masyarakat untuk tak jemu-jemu mengajak dan menggerakkan para orang tua, khususnya keluarga-keluarga beresiko stunting untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dan posyandu.

Serta dapat terus memantau tumbuh kembang anak melalui Kartu Kembang Anak (KKA) dan Kartu Menuju Sehat (KMS) agar informasi dan juga hal-hal lainnya yang berkaitan dengan stunting dapat terus diupdate dan sehingga nantinya angka stunting di kabupaten Kepulauan Aru dapat diturunkan dan kasus baru dapat dicegah.*

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis

Editor : Daniel


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024