Ambon (ANTARA) - Warga muslim Kota Ambon, Maluku melakukan tradisi ziarah kubur menjelang Idul Fitri sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan keluarga yang telah meninggal dunia.
“Tradisi ini telah menjadi bagian dari budaya dan adat istiadat masyarakat Ambon sebelum menyambut Hari Raya Idul Fitri,” kata salah satu peziarah, Alfian Ode, di Ambon, Minggu.
Warga Ambon memadati pemakaman umum di kawasan Kebun Cengkeh dengan membawa bunga tujuh rupa dan sebotol air untuk disiram ke makam keluarganya.
Tak sedikit dari mereka yang bahkan membawa alat-alat berkebun, seperti gunting pemotong rumput, untuk membersihkan makam dari rumput liar agar makam terlihat seperti baru.
“Tradisi ziarah kubur ini juga untuk membersihkan dan merawat kuburan. Saya membersihkan kuburan dari rumput dan kotoran serta mengecat dan memperbaiki nisan kuburan,” katanya.
Peziarah lainnya, La Bek, mengatakan ziarah kubur yang dilakukan tersebut sebagai wujud bakti kepada orang tuanya dengan mengirimkan doa-doa sesuai yang dianjurkan dalam Islam.
“Saya bacakan Al fatihah, Al Ikhlas, Al Alaq dan An-Nas, kepada orang tua saya yang telah meninggal,” katanya
Warga sekitar tempat pemakaman di daerah itu memanfaatkan keramaian tradisi ziarah kubur untuk memperoleh penghasilan dengan menjual bunga tabur.
Mereka menjual kembang tujuh rupa dengan harga Rp5.000 per kantong untuk ditaburkan ke kuburan.
“Bunga ini kami tanam sendiri, ada juga yang tumbuh liar di sekitar makam, lalu kami petik dan jual pada peziarah,” ujar penjual bunga, Salsa Shavilla.