Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Maluku mulai menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2025–2029 yang berfokus pada hilirisasi komoditas unggulan hingga pembangunan infrastruktur.
“RPJMD lima tahunan ini mengusung visi transformasi menuju Maluku yang maju, adil, dan sejahtera menyongsong Indonesia Emas 2045,” kata Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa di Ambon, Kamis.
Visi tersebut dijabarkan ke dalam tujuh misi utama atau Sapta Cita, yang salah satunya berfokus pada hilirisasi komoditas unggulan, serta penguatan nilai-nilai sosial budaya berbasis kearifan lokal.
“Peningkatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif melalui hilirisasi komoditas unggulan, dukungan untuk UMKM, serta pengurangan disparitas antar wilayah menjadi salah satu prioritas dalam Sapta Cita,” ujar Hendrik.
RPJMD tersebut, lanjutnya, disusun selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 dan akan dijabarkan dalam rencana strategis perangkat daerah yang berorientasi pada "output" dan "outcome".
Berkaitan dengan hal itu, hilirisasi komoditas utama seperti ikan tuna, cakalang dan tongkol kini mulai diarahkan untuk diolah menjadi produk siap ekspor seperti filet, abon dan makanan beku. Rumput laut juga dikembangkan untuk industri pangan dan kosmetik.
Sementara itu, ia mengatakan pala dan cengkeh sebagai rempah khas Maluku diolah menjadi minyak atsiri dan produk turunannya untuk industri kesehatan dan kecantikan.
Komoditas lain seperti kakao, kelapa dan minyak kayu putih mulai dikembangkan dengan pendekatan hilirisasi. Misalnya, kelapa diolah menjadi VCO dan arang aktif, sementara minyak kayu putih dikemas dalam bentuk produk aromaterapi dan obat gosok.
Pemerintah daerah mendukung hilirisasi ini melalui pelatihan UMKM, pelatihan vokasi, serta pembangunan infrastruktur penunjang seperti jalan produksi dan pelabuhan.
“Hilirisasi diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja, memperluas akses pasar, dan mengurangi ketimpangan ekonomi antarwilayah di Maluku,” ujar dia.
Selain hilirisasi, pembangunan infrastruktur dasar, transportasi, dan telekomunikasi guna memperlancar konektivitas antar dan intrawilayah sangat penting, kata Hendrik, menegaskan.
Pada kesempatan itu, ia juga menyinggung tiga proyek strategis nasional di Maluku yang perlu disinergikan, yakni Bendungan Way Apu, Pengembangan Lapangan Abadi Blok Masela, dan pengembangan Maluku Integrated Port.
“Musrenbang ini adalah momentum strategis untuk menyinergikan kebijakan pusat dan daerah demi kesejahteraan masyarakat,” katanya.