Ambon, 10/10 (Antara Maluku) - Kepala Dinas Sosial Provinsi Maluku, Sartono Pining meminta dukungan DPRD provinsi untuk rencana pemindahan kerangka jenazah Alexander Yacob Patty (AY Patty), salah seorang tokoh pemuda dan pejuang Maluku yang di makamkan di Bandung (Jawa Barat).
"Untuk rencana pemindahannya, Dinsos telah mengalokasikan sejumlah dana dalam KUA PPAS APBD Perubahan 2016 sehingga perlu mendapatkan persetujuan DPRD," kata Sartono Pining di Ambon, Senin.
Karena selain rencana pemindahan kerangka, almarhum AY Patti juga akan diproses dan nantinya diusulkan sebagai pahlawan nasional asal Maluku bersama pejuang lainnya AM Sangaji.
Menurut Sartono Pining, meski pun keluarga Patty di Maluku sangat banyak dan tersebar di berbagai desa tetapi pihaknya telah melakukan pendekatan dengan keluarga AY Patty di Negeri Noloth, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.
"Yang sudah kami lakukan beberapa hari kemarin termasuk bersilaturrahmi dan minta dukungan terutama keluarga Patty asal Negeri Noloth, tetapi kemudian ada beberaopa tanggapan tidak enak melalui beberapa media massa. namun kami hanya melihat tanggapan miring itu dari sisi positifnya dan hari ini DPRD memberikan dukungan maka ini langkah yang sangat baik," ujarnya.
Terkait dengan usulan dijadikan pahlawan nasional, Sartono Pining mengakui masuk tahapan berikutnya termasuk AM Sangaji karena memang diketahui AY Patty ini belum bicara pahlawan nasional tapi berproses pemindahan kerangka jenazahnya.
Karena untuk diusulkan jadi pahlawan nasional prosesnya tidak mudah dan ada kriteria yang tidak ringan, termasuk AM Sangaji yang sudah melewati beberapa tahapan, bahkan sampai Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon bekerja sama dengan beberapa universitas dari luar membicarakannya tapi belum ada hasil yang bisa mendorong percepatan proses pengusulan menjadi pahlawan nasional.
"Tetapi itu menjadi atensi Dinsos Maluku terhadap kedua figur dimaksud, sepanjang kita memberikan ruang kita tetap menjadi prioritas untuk dilakukan," katanya.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Maluku, John Rahantoknam mengatakan, pihaknya pernah bertemu dan melakukan pembahasan dengan Prof Mahfud MD serta Ir Akbar Tanjung yang ikut mendorong AM Sangaji diusulkan dan ditetapkan menjadi pahlawan nasional.
Sehingga untuk ke depannya, pemprov sudah harus mengantisipasi jangan sampai tiba-tiba ditetapkan sebagai pahlawan nasional tetapi di sini belum siap.
Alexander Jacob Patty lahir pada tanggal 15 Agustus 1901 di Desa Nolloth Pulau Saparua. Ia keturunan keluarga besar Patty di Negeri Nolloth Pulau Saparua. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya pada "Saparoeasche School" di Kota Saparua
Dia melanjutkan studinya ke Surabaya dan memasuki sekolah kedokteran NIAS (Nederlandsche Indische Aartsens School).
Baru pada tingkat pertama Alex sudah dikeluarkan dari sekolah karena sifat dan tingkah lakunya yang ekstrim. Ia tidak senang dengan Pemerintah Belanda karena politik diskriminasi terhadap kaum militer Ambon dalam KNIL.
Pada tahun 1919, Alex pindah ke Semarang dan mulai aktif dalam dunia kewartawanan. Pertama kali mendirikan Perkumpulan Kemakmuran Rakyat Ambon (Maluku) kemudian karena perkembangan gerakan kebangsaan, organisasi yang bersifat sosial ini ditinggalkan oleh Patty dan mendirikan organisasi baru yang bersifat politik yaitu "Sarekat Ambon" pada tanggal 9 Mei 1920 dan membawa ide organisasi ini ke dalam ide Nasionalis Indonesia.
Dalam tahun 1922, AY Patty masuk dalam "Radikale Consentratie" (gabungan partai radikal). Sifat-sifat radikal dan revolusioner Patty, ditentang oleh para rekannya dari "Ambonsche Studie Fonds", namun ia tetap membawa Sarekat Ambon dalam semangat kebangsaan Indonesia. Ide Sarekat Ambon terus disiarkan melalui majalah Mena Muria dan di kota-kota besar di Jawa dibuka cabang Sarekat Ambon.
Kemudian AM Sangaji selaku pejuang perintis kemerdekaan Indonesia kelahiran Maluku. Ia seangkatan dengan pejuang perintis kemerdekaan lainnya seperti HOS Cokroaminoto dan H. Agus Salim. Oleh para pejuang kemerdekaan sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, AM Sangaji disebut sebagai pemimpin tua. "Jago Tua", kata beberapa surat kabar di ibukota Republik. "Hindeburg Kalimantan".
Belanda dan Jepang pun tahu tentang kedudukan beliau sebagai pemimpin tua itu. AM Sangaji memiliki mobilitas. Ia tidak hanya di Maluku, tapi juga pernah berkiprah di Borneo, terlebih lagi di Jawa. Di tahun 1920-an, saat berada di Surabaya, ia melakukan korespondensi dengan Mohamad Horman, seorang tokoh pergerakan Sarekat Islam cabang Banjarmasin.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Untuk rencana pemindahannya, Dinsos telah mengalokasikan sejumlah dana dalam KUA PPAS APBD Perubahan 2016 sehingga perlu mendapatkan persetujuan DPRD," kata Sartono Pining di Ambon, Senin.
Karena selain rencana pemindahan kerangka, almarhum AY Patti juga akan diproses dan nantinya diusulkan sebagai pahlawan nasional asal Maluku bersama pejuang lainnya AM Sangaji.
Menurut Sartono Pining, meski pun keluarga Patty di Maluku sangat banyak dan tersebar di berbagai desa tetapi pihaknya telah melakukan pendekatan dengan keluarga AY Patty di Negeri Noloth, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah.
"Yang sudah kami lakukan beberapa hari kemarin termasuk bersilaturrahmi dan minta dukungan terutama keluarga Patty asal Negeri Noloth, tetapi kemudian ada beberaopa tanggapan tidak enak melalui beberapa media massa. namun kami hanya melihat tanggapan miring itu dari sisi positifnya dan hari ini DPRD memberikan dukungan maka ini langkah yang sangat baik," ujarnya.
Terkait dengan usulan dijadikan pahlawan nasional, Sartono Pining mengakui masuk tahapan berikutnya termasuk AM Sangaji karena memang diketahui AY Patty ini belum bicara pahlawan nasional tapi berproses pemindahan kerangka jenazahnya.
Karena untuk diusulkan jadi pahlawan nasional prosesnya tidak mudah dan ada kriteria yang tidak ringan, termasuk AM Sangaji yang sudah melewati beberapa tahapan, bahkan sampai Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon bekerja sama dengan beberapa universitas dari luar membicarakannya tapi belum ada hasil yang bisa mendorong percepatan proses pengusulan menjadi pahlawan nasional.
"Tetapi itu menjadi atensi Dinsos Maluku terhadap kedua figur dimaksud, sepanjang kita memberikan ruang kita tetap menjadi prioritas untuk dilakukan," katanya.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Maluku, John Rahantoknam mengatakan, pihaknya pernah bertemu dan melakukan pembahasan dengan Prof Mahfud MD serta Ir Akbar Tanjung yang ikut mendorong AM Sangaji diusulkan dan ditetapkan menjadi pahlawan nasional.
Sehingga untuk ke depannya, pemprov sudah harus mengantisipasi jangan sampai tiba-tiba ditetapkan sebagai pahlawan nasional tetapi di sini belum siap.
Alexander Jacob Patty lahir pada tanggal 15 Agustus 1901 di Desa Nolloth Pulau Saparua. Ia keturunan keluarga besar Patty di Negeri Nolloth Pulau Saparua. Setelah menamatkan pendidikan dasarnya pada "Saparoeasche School" di Kota Saparua
Dia melanjutkan studinya ke Surabaya dan memasuki sekolah kedokteran NIAS (Nederlandsche Indische Aartsens School).
Baru pada tingkat pertama Alex sudah dikeluarkan dari sekolah karena sifat dan tingkah lakunya yang ekstrim. Ia tidak senang dengan Pemerintah Belanda karena politik diskriminasi terhadap kaum militer Ambon dalam KNIL.
Pada tahun 1919, Alex pindah ke Semarang dan mulai aktif dalam dunia kewartawanan. Pertama kali mendirikan Perkumpulan Kemakmuran Rakyat Ambon (Maluku) kemudian karena perkembangan gerakan kebangsaan, organisasi yang bersifat sosial ini ditinggalkan oleh Patty dan mendirikan organisasi baru yang bersifat politik yaitu "Sarekat Ambon" pada tanggal 9 Mei 1920 dan membawa ide organisasi ini ke dalam ide Nasionalis Indonesia.
Dalam tahun 1922, AY Patty masuk dalam "Radikale Consentratie" (gabungan partai radikal). Sifat-sifat radikal dan revolusioner Patty, ditentang oleh para rekannya dari "Ambonsche Studie Fonds", namun ia tetap membawa Sarekat Ambon dalam semangat kebangsaan Indonesia. Ide Sarekat Ambon terus disiarkan melalui majalah Mena Muria dan di kota-kota besar di Jawa dibuka cabang Sarekat Ambon.
Kemudian AM Sangaji selaku pejuang perintis kemerdekaan Indonesia kelahiran Maluku. Ia seangkatan dengan pejuang perintis kemerdekaan lainnya seperti HOS Cokroaminoto dan H. Agus Salim. Oleh para pejuang kemerdekaan sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, AM Sangaji disebut sebagai pemimpin tua. "Jago Tua", kata beberapa surat kabar di ibukota Republik. "Hindeburg Kalimantan".
Belanda dan Jepang pun tahu tentang kedudukan beliau sebagai pemimpin tua itu. AM Sangaji memiliki mobilitas. Ia tidak hanya di Maluku, tapi juga pernah berkiprah di Borneo, terlebih lagi di Jawa. Di tahun 1920-an, saat berada di Surabaya, ia melakukan korespondensi dengan Mohamad Horman, seorang tokoh pergerakan Sarekat Islam cabang Banjarmasin.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016