Ternate, 28/11 (Antara Maluku) - DPRD Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), Fachri Bachdar menilai minat baca di kalangan siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar di daerah ini turun, terlihat dari sepinya perpustakaan sekolah dan kampus maupun perpustakaan daerah.
Ia juga menyatakan, belum ada program menonjol seperti gemar membaca yang menjadi prioritas Pemkot Ternate, menyusul turunnya minat baca di daerah ini.
"Minat baca di kalangan siswa, mahasiswa bahkan tenga pengajar pun cenderung menurun drastis saat ini," kata Ketua Fraksi PPP DPRD Kota Ternate tersebut, di Ternate, Senin.
Bahkan, kata dia, kaum terpelajar ini menghabiskan waktu berjam-jam bergumul di media sosial seperti facebook maupun fasilitas lainnya.
"Apalah artinya program penyusunan buku daerah dan pelatihan guru bahasa daerah serta kegiatan pelatihan lainnya apabila tidak ada minat baca untuk meningkat- kan pengetahuan tersebut," katanya.
Fahri yang juga sekretaris komisi III DPRD menegaskan, Fraksi PPP berpendangan bahwa budaya membaca menjadi tanggung jawab bersama dan harus didorong sebagai pintu masuk membangun sumber daya manusia (SDM) dan membaca proses pembentukan manusiawi yang unggul dan berkarakter.
"Penyediaan pusat tempat di setiap sudut kota merupakan salah satu upaya untuk merangsang minat baca masyarakat, dengan demikian terbangun lingkungan masyarakat yang gemar membaca dan berdampak pada sektor lain," katanya.
Fachri menilai, program dan kegiatan yang direncanakan dengan alokasi anggaran pendidikan sebesar Rp 254.558.645.776 atau 25,49 persen telah melebihi apa yang telah ditentukan oleh Undang-Undang (UU) nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Anggaran sebesar itu dijabarkan dalam berbagai program dan kegiatan fisik maupun non fisik termasuk pendidikan gratis lewat dana bantuan operasional sekolah (BOS) Daerah.
Kegiatan non fisik lainnya sebagai upaya untuk mengimbangi kegiatan fisik bukan sekedar menyelesaikan kewajiban tetapi harus dilakukan secara terencana, terarah dan memiliki target.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
Ia juga menyatakan, belum ada program menonjol seperti gemar membaca yang menjadi prioritas Pemkot Ternate, menyusul turunnya minat baca di daerah ini.
"Minat baca di kalangan siswa, mahasiswa bahkan tenga pengajar pun cenderung menurun drastis saat ini," kata Ketua Fraksi PPP DPRD Kota Ternate tersebut, di Ternate, Senin.
Bahkan, kata dia, kaum terpelajar ini menghabiskan waktu berjam-jam bergumul di media sosial seperti facebook maupun fasilitas lainnya.
"Apalah artinya program penyusunan buku daerah dan pelatihan guru bahasa daerah serta kegiatan pelatihan lainnya apabila tidak ada minat baca untuk meningkat- kan pengetahuan tersebut," katanya.
Fahri yang juga sekretaris komisi III DPRD menegaskan, Fraksi PPP berpendangan bahwa budaya membaca menjadi tanggung jawab bersama dan harus didorong sebagai pintu masuk membangun sumber daya manusia (SDM) dan membaca proses pembentukan manusiawi yang unggul dan berkarakter.
"Penyediaan pusat tempat di setiap sudut kota merupakan salah satu upaya untuk merangsang minat baca masyarakat, dengan demikian terbangun lingkungan masyarakat yang gemar membaca dan berdampak pada sektor lain," katanya.
Fachri menilai, program dan kegiatan yang direncanakan dengan alokasi anggaran pendidikan sebesar Rp 254.558.645.776 atau 25,49 persen telah melebihi apa yang telah ditentukan oleh Undang-Undang (UU) nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Anggaran sebesar itu dijabarkan dalam berbagai program dan kegiatan fisik maupun non fisik termasuk pendidikan gratis lewat dana bantuan operasional sekolah (BOS) Daerah.
Kegiatan non fisik lainnya sebagai upaya untuk mengimbangi kegiatan fisik bukan sekedar menyelesaikan kewajiban tetapi harus dilakukan secara terencana, terarah dan memiliki target.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016