Ambon, 16/11 (Antara Maluku) - Ambon Music Office (AMO) dan Museum Musik Indonesia (MMI) Malang akan melakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) kerja sama dokumentasi musik Maluku.
"Sesuai rencana MoU dengan MMI akan dilaksanakan tanggal 2 Desember 2017, sebagai upaya untuk dokumentasi fisik musik Maluku khususnya kota Ambon," kata Ketua AMO, Ronny Loppies di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan, MMI telah menyampaikan kesiapan untuk membantu menginventarisasi musisi, album-rekaman dan lagu-lagu yang berasal dari Ambon-Maluku.
"MMI akan membantu proses dokumentasi fisik rekaman para musisi Maluku dalam bentuk Compact Disk (CD) yang berisi rekaman lagu para penyanyi atau grup musik," ujarnya.
Menurut dia, MOU tersebut juga akan terkait katalog musisi Ambon yang dilengkapi dengan cover, judul album, penyanyi, daftar lagu serta perusahaan atau label musik yang mengorbitkan musisi.
MMI juga sebelumya telah menjadi nara sumber dalam Focus Group Discussion (FGD) mengenai pembentukan Pusat Dokumentasi Musik Nasional (PDMN) yang telah ditetapkan akan dibangun di kota Ambon tahun 2018.
"Berbagai masukan telah disampaikan oleh para narasumber baik itu Yayasan Irama Nusantara, Pusat Arsip Nsional, Perpustakaan Nasional serta Museum Musik Indonesia yang intinya mendukung pembentukan Pusat Dokumentasi Musik Nasional," tandasnya.
MMI awalnya bernama Galeri Malang Bernyanyi (GMB) telah mengumpulkan ratusan koleksi musik dari dalam dan luar Malang. Saat ini, sudah 1.000 lebih koleksi yang hadir di MMI.
Di MMI bisa lihat koleksi rekaman Vinyl, kaset, CD Indonesia dan internasional. Ada juga beberapa instrumen musik nusantara termasuk musik Maluku.
Tak hanya mengoleksi benda-benda musikal,juga berhasil mengumpulkan sejumlah dokumentasi lain, seperti majalah, buku, foto, dan busana artis.
MMI juga menawarkan berbagai fasilitas bagi para pengunjung museum. "Ada booth foto, panel sejarah musik, dan kios merchandise," kata mantan wartawan ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Sesuai rencana MoU dengan MMI akan dilaksanakan tanggal 2 Desember 2017, sebagai upaya untuk dokumentasi fisik musik Maluku khususnya kota Ambon," kata Ketua AMO, Ronny Loppies di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan, MMI telah menyampaikan kesiapan untuk membantu menginventarisasi musisi, album-rekaman dan lagu-lagu yang berasal dari Ambon-Maluku.
"MMI akan membantu proses dokumentasi fisik rekaman para musisi Maluku dalam bentuk Compact Disk (CD) yang berisi rekaman lagu para penyanyi atau grup musik," ujarnya.
Menurut dia, MOU tersebut juga akan terkait katalog musisi Ambon yang dilengkapi dengan cover, judul album, penyanyi, daftar lagu serta perusahaan atau label musik yang mengorbitkan musisi.
MMI juga sebelumya telah menjadi nara sumber dalam Focus Group Discussion (FGD) mengenai pembentukan Pusat Dokumentasi Musik Nasional (PDMN) yang telah ditetapkan akan dibangun di kota Ambon tahun 2018.
"Berbagai masukan telah disampaikan oleh para narasumber baik itu Yayasan Irama Nusantara, Pusat Arsip Nsional, Perpustakaan Nasional serta Museum Musik Indonesia yang intinya mendukung pembentukan Pusat Dokumentasi Musik Nasional," tandasnya.
MMI awalnya bernama Galeri Malang Bernyanyi (GMB) telah mengumpulkan ratusan koleksi musik dari dalam dan luar Malang. Saat ini, sudah 1.000 lebih koleksi yang hadir di MMI.
Di MMI bisa lihat koleksi rekaman Vinyl, kaset, CD Indonesia dan internasional. Ada juga beberapa instrumen musik nusantara termasuk musik Maluku.
Tak hanya mengoleksi benda-benda musikal,juga berhasil mengumpulkan sejumlah dokumentasi lain, seperti majalah, buku, foto, dan busana artis.
MMI juga menawarkan berbagai fasilitas bagi para pengunjung museum. "Ada booth foto, panel sejarah musik, dan kios merchandise," kata mantan wartawan ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017