Kepala Pusat Meteorologi Maritim, BMKG, Eko Prasetyo di Jakarta, Selasa mengatakan pola angin menjadi salah satu yang menyebabkan terjadinya peluang peningkatan gelombang tinggi.
Ia memaparkan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat daya - barat laut dengan kecepatan angin berkisar 4-20 knot, sedangkan di wilayah Indonesia bagian selatan dominan bergerak dari timur-selatan dengan kecepatan angin berkisar 6-25 knot.
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Selat Sunda bagian barat dan selatan dan perairan utara Biak-Jayapura," katanya.
Baca juga: BMKG imbau waspadai gelombang tinggi hingga enam meter pada 15-16 Mei
Kondisi tersebut, lanjut dia, menyebabkan peningkatan gelombang setinggi 1,25-2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Malaka bagian utara, perairan barat Aceh, perairan timur Pulau Simeulue, perairan timur Pulau Pagai, perairan Bengkulu, Teluk Lampung bagian selatan, perairan selatan Pulau Bali - Pulau Sumba, Selat Bali-Lombok-Alas bagian selatan, Selat Sape bagian selatan, Selat Sumba bagian barat, perairan Pulau Sawu, Laut Sawu, perairan Kupang-Pulau Rotte.
Selanjutnya, Samudra Hindia Selatan NTT, Laut Seram bagian barat, perairan selatan Ambon-Pulau Seram, Laut Banda, perairan Kepulauan Babar-Kepulauan Tanimbar, perairan selatan Kepulauan Kai-Kep. Aru, Laut Arafuru, perairan Manokwari-Jayapura, Teluk Cendrawasih, Samudra Pasifik Utara Papua Barat-Biak.
Sedangkan, pada gelombang yang lebih tinggi di kisaran 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan utara Sabang, perairan barat Pulau.Simeulue-Kepulauan Mentawai, perairan barat Pulau Enggano, perairan barat Lampung, Samudra Hindia Barat Sumatra, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Pulau Jawa, Samudra Hindia Selatan Jawa, Samudra Pasifik Utara Jayapura.
Baca juga: BMKG: Gelombang tinggi berpotensi terjadi di perairan Indonesia 12-13 Mei
"Untuk masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada," katanya.
Ia menambahkan potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut juga dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.
Eko Prasetyo mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, terutama bagi nelayan yang beraktivitas dengan moda transportasi seperti perahu nelayan (kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 m), kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 m).
Kemudian, kapal ferry (kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter).