Pemerintah Kabupaten Buru akan mengembangkan daerah itu sebagai kawasan food estate baik untuk memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat di Provinsi Maluku maupun daerah lainnya di Indonesia Timur.
"Sarana infrastruktur pendukungnya sementara dipersiapkan, terutama berupa bendungan Waeapo di Pulau Buru yang direncanakan bisa mengairi lahan sawah seluas sekitar 10 ribu hektare," kata Penjabat Bupati Buru, Djalaludin Salampessy di Ambon, Jumat.
Menurut dia, para petani di Pulau Buru baru saja selesai memanen padi yang sebelumnya ikut ditanam Gubernur Maluku Murad Ismail dimana 1 hektare sawah menghasilkan 6,8 ton gabah kering giling dan riilnya ada 4,6 ton GKG yang dihasilkan dari panen tersebut.
Baca juga: Maluku mulai kembangkan kedelai seluas 4.750 hektare perkuat ketahanan pangan
Para pakar pertanian juga mengatakan kalau hasil produksi padi semacam itu di lahan basah seperti di Pulau Buru cukup tinggi.
"Kondisi ini mendorong kami menjadikan Pulau Buru sebagai kawasan food estate masa depan baik untuk Provinsi Maluku maupun Indonesia Timur," tandasnya.
Dari 10.000 hektare lahan sawah yang sudah tersedia, 2.000 hektare diantaranya disiapkan khusus sebagai kawasan pengembangan food estate di Pulau Buru.
Sehingga irigasi yang ada sekarang ini akan dimoderenkan dengan bendungan Waeapo.
"Kalau lokasi sawah yang sudah disiapkan untuk penanaman padi sekarang ini mencapai 6.000 hektar, dan setelah itu Pemkab Buru dorong pengembangannya untuk memenuhi kuota 10.000 hektare," jelas Pj Bupati.
Baca juga: Bulog Divre Maluku datangkan beras 4.000 ton dari Jatim dan Sulsel
Sehingga bendungan Waeapo yang sementara dibangun ini bisa termanfaatkan dengan baik dan maksimal.
Untuk proses pemasaran hasil panen padinya, Pemkab Buru sekarang ini sementara dalam proses melakukan MoU dengan Pemkab Buru Selatan, bahkan beras yang masuk ke pasaran Bursel berasal dari hasil panen padi para petani di Namlea, Kabupaten Buru.
"Karena sebelumnya kami juga sudah melakukan MoU dengan Pemkab Maluku Tenggara, dan pernah mengirim 15 ton beras untuk dijual di sana sejak awal tahun ini, dimana produksinya cukup baik dan kualitasnya menjadi incaran," ujarnya.
Baca juga: Puan Maharani: Parlemen P20 komitmen tak ada negara kesulitan pangan 2023
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Sarana infrastruktur pendukungnya sementara dipersiapkan, terutama berupa bendungan Waeapo di Pulau Buru yang direncanakan bisa mengairi lahan sawah seluas sekitar 10 ribu hektare," kata Penjabat Bupati Buru, Djalaludin Salampessy di Ambon, Jumat.
Menurut dia, para petani di Pulau Buru baru saja selesai memanen padi yang sebelumnya ikut ditanam Gubernur Maluku Murad Ismail dimana 1 hektare sawah menghasilkan 6,8 ton gabah kering giling dan riilnya ada 4,6 ton GKG yang dihasilkan dari panen tersebut.
Baca juga: Maluku mulai kembangkan kedelai seluas 4.750 hektare perkuat ketahanan pangan
Para pakar pertanian juga mengatakan kalau hasil produksi padi semacam itu di lahan basah seperti di Pulau Buru cukup tinggi.
"Kondisi ini mendorong kami menjadikan Pulau Buru sebagai kawasan food estate masa depan baik untuk Provinsi Maluku maupun Indonesia Timur," tandasnya.
Dari 10.000 hektare lahan sawah yang sudah tersedia, 2.000 hektare diantaranya disiapkan khusus sebagai kawasan pengembangan food estate di Pulau Buru.
Sehingga irigasi yang ada sekarang ini akan dimoderenkan dengan bendungan Waeapo.
"Kalau lokasi sawah yang sudah disiapkan untuk penanaman padi sekarang ini mencapai 6.000 hektar, dan setelah itu Pemkab Buru dorong pengembangannya untuk memenuhi kuota 10.000 hektare," jelas Pj Bupati.
Baca juga: Bulog Divre Maluku datangkan beras 4.000 ton dari Jatim dan Sulsel
Sehingga bendungan Waeapo yang sementara dibangun ini bisa termanfaatkan dengan baik dan maksimal.
Untuk proses pemasaran hasil panen padinya, Pemkab Buru sekarang ini sementara dalam proses melakukan MoU dengan Pemkab Buru Selatan, bahkan beras yang masuk ke pasaran Bursel berasal dari hasil panen padi para petani di Namlea, Kabupaten Buru.
"Karena sebelumnya kami juga sudah melakukan MoU dengan Pemkab Maluku Tenggara, dan pernah mengirim 15 ton beras untuk dijual di sana sejak awal tahun ini, dimana produksinya cukup baik dan kualitasnya menjadi incaran," ujarnya.
Baca juga: Puan Maharani: Parlemen P20 komitmen tak ada negara kesulitan pangan 2023
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022