Pemerintah Provinsi Maluku meminta masyarakay melestarikan tarian adat guna menarik minat wisatawan untuk mengunjungi daerah tersebut.

"Masyarakat Maluku harus memiliki rasa bangga dan perlu terus melestarikan seni dan budaya orang Maluku melalui berbagai 'event' (ajang) baik lokal maupun nasional," ujar Kepala Badan Penghubung Provinsi Maluku Syaiful Indra Patta dalam keterangan tertulis yang diterima di Ambon, Rabu.

Menurutnya, hal itu dapat membuka peluang dan menarik semakin banyak kunjungan ke Kota Ambon agar bisa menyaksikan panorama alam dan pertunjukan seni di Maluku.

Utamanya, katanya, dua tarian yang menjadi ikon Maluku yakni Orlapey dan Katredji. Secara filosofis Orlapey adalah tarian pergaulan, sebagai wujud keterbukaan menyambut tamu atau siapa saja yang datang.

Patta menjelaskan bahwa kedua tarian tersebut merupakan akulturasi budaya Portugis dalam kesenian di Ambon dan Maluku pada umumnya, terutama dalam tarian kesenian Orlapey yang biasanya dipentaskan dalam menyambut tamu kehormatan.

"Menurut literatur, tarian ini dilakukan dalam menyambut pembesar Portugis yang datang ke Ambon," ungkapnya.

Konon Orlapey dipopulerkan oleh tentara-tentara Portugis dalam pesta-pesta rakyat sehingga disaksikan warga Ambon, kemudian dikembangkan secara turun-temurun dalam tradisi seni tari di Maluku.

Orlapey biasanya ditarikan berpasangan perempuan dan laki-laki sehingga memiliki angka genap, lazimnya delapan penari.

Gerakan khas tarian Orlapey adalah formasi kaki menyilang yang dipentaskan secara berpasangan.

"Apresiasi yang tinggi kami sampaikan untuk mereka yang masih melestarikan tarian adat ini," katanya.

Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul Azis

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023