Akademisi Universitas Pattimura (Unpatti) mengemukakan bahwa digitalisasi produk lokal dan pemasarannya menjadi strategi ampuh penguatan ketahanan pangan di Provinsi Maluku.
"Jika ditinjau dari potensi, tantangan dan peluang yang dimiliki Provinsi Maluku perlu dilakukan digitalisasi produksi dan pemasaran hasil pangan lokal unggulan," kata Guru Besar Teknologi Hasil Pertanian Unpatti Prof La Ega MS di Ambon, Selasa.
Menurutnya dengan digitalisasi produk dan pemasaran bagi pangan lokal, dapat mendongkrak perekonomian daerah dengan menjangkau pasar yang lebih luas.
Komoditas pangan lokal yang perlu digitalisasi produk dan pemasaran antara lain beras lokal maluku, telur, bawang merah, ikan hingga produk seperti sagu yang tumbuh subur di provinsi itu.
Digitalisasi produk dan pemasaran juga dapat menekan inflasi di Maluku yang berdasarkan data mengalami inflasi tertinggi di atas nasional pada bulan Januari 2023 yaitu sebesar 6,1 persen (y-o-y). Kemudian di Maret 2024 telah menurun menjadi 2,75 persen (y-o-y).
Menurut dia, data yang diperoleh memperlihatkan bahwa harga pangan pada tanggal 7 Maret 2024 di 11 kabupaten/kota di Maluku ada yang mengalami kenaikan, terutama bawang, cabe dan minyak goreng, namun ada juga yang mengalami penurunan, utamanya daging, telur, gula dan ikan
"Ini menjadi catatan penting terkait bagaimana kita bisa memiliki strategi ketahanan pangan yang kuat," katanya
Selain digitalisasi produk dan pemasaran pangan lokal, untuk penguatan ketahanan pangan juga diperlukan kerja bersama dari semua pihak dalam menjamin penyediaan pasokan/stok pangan melalui kegiatan pencegahan konvensi lahan pertanian ke non pertanian.
Upaya lain menurut dia, adalah peningkatan produksi dan produktivitas pangan secara intensifikasi dan ekstensifikasi serta diversifikasi pemanfaatan sumber pangan yang tersedia.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024