Ambon (Antara Maluku) - Perempuan pemilih terbanyak dari jumlah satu juta pemilih di Maluku, kata Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Maluku Lusi Peilouw, di Ambon, Sabtu.
"Antara pemilih laki-laki dan perempuan bedanya memang sedikit, perkiraan saya persentasenya sekitar 56 persen dan 44 persen," katanya.
Ia mengatakan dengan tingginya jumlah pemilih perempuan, pihaknya berharap lebih banyak perempuan yang berpartisipasi sebagai relawan pengawas pemilu, terutama pemilu legislatif (pileg) yang akan berlangsung pada 9 April 2014.
"Kami menggalang kaum perempuan karena mereka bagian dari masyarakat, dan kami berharap mereka bisa turut ambil bagian dalam partisipasi politik sebagai relawan pengawas pemilu," katanya.
Lebih lanjut Lusi mengatakan, hingga hari ini jumlah relawan demokrasi di 11 kabupaten/kota di Provinsi Maluku, masih didominasi oleh laki-laki, terbanyak berada di Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah.
"Persentasenya laki-laki masih yang terbanyak tapi setidaknya ada perempuan yang turut ambil bagian dalam partisipasi ini. Pendaftarannya masih kami buka sampai besok (9/3), mudah-mudahan akan ada lebih banyak perempuan yang daftar nantinya," katanya.
Ia menjelaskan penggalangan partisipasi masyarakat di Maluku sebagai relawan pengawas pemilu merupakan upaya penguatan pendidikan politik kepada masyarakat yang berdampak pada investasi jangka panjang bagi jalannya demokrasi di Indonesia.
Dengan adanya partisipasi dari masyarakat, Bawaslu Maluku menargetkan pileg tahun ini akan berlangsung lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
"Ini adalah keuntungan jangka panjang yang akan dimiliki oleh Indonesia karena masyarakat sudah paham seperti apa itu demokrasi dan pemilu, pengetahuan itu tidak akan hilang, dengan demikian mungkin tidak perlu lagi ada pengawas pemilu," katanya.
Lusi menambahkan para relawan demokrasi itu akan bekerja mengawasi jalannya pileg mulai dari penentuan daftar pemilih tetap (DPT), pencalonan anggota legislatif (caleg), penetapan caleg, kampanye, kampanye rapat umum hingga pencoblosan.
"Laporan mereka mengenai dugaan kecurangan dalam pemilu akan dianggap sebagai temuan bukan laporan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014
"Antara pemilih laki-laki dan perempuan bedanya memang sedikit, perkiraan saya persentasenya sekitar 56 persen dan 44 persen," katanya.
Ia mengatakan dengan tingginya jumlah pemilih perempuan, pihaknya berharap lebih banyak perempuan yang berpartisipasi sebagai relawan pengawas pemilu, terutama pemilu legislatif (pileg) yang akan berlangsung pada 9 April 2014.
"Kami menggalang kaum perempuan karena mereka bagian dari masyarakat, dan kami berharap mereka bisa turut ambil bagian dalam partisipasi politik sebagai relawan pengawas pemilu," katanya.
Lebih lanjut Lusi mengatakan, hingga hari ini jumlah relawan demokrasi di 11 kabupaten/kota di Provinsi Maluku, masih didominasi oleh laki-laki, terbanyak berada di Kota Ambon dan Kabupaten Maluku Tengah.
"Persentasenya laki-laki masih yang terbanyak tapi setidaknya ada perempuan yang turut ambil bagian dalam partisipasi ini. Pendaftarannya masih kami buka sampai besok (9/3), mudah-mudahan akan ada lebih banyak perempuan yang daftar nantinya," katanya.
Ia menjelaskan penggalangan partisipasi masyarakat di Maluku sebagai relawan pengawas pemilu merupakan upaya penguatan pendidikan politik kepada masyarakat yang berdampak pada investasi jangka panjang bagi jalannya demokrasi di Indonesia.
Dengan adanya partisipasi dari masyarakat, Bawaslu Maluku menargetkan pileg tahun ini akan berlangsung lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
"Ini adalah keuntungan jangka panjang yang akan dimiliki oleh Indonesia karena masyarakat sudah paham seperti apa itu demokrasi dan pemilu, pengetahuan itu tidak akan hilang, dengan demikian mungkin tidak perlu lagi ada pengawas pemilu," katanya.
Lusi menambahkan para relawan demokrasi itu akan bekerja mengawasi jalannya pileg mulai dari penentuan daftar pemilih tetap (DPT), pencalonan anggota legislatif (caleg), penetapan caleg, kampanye, kampanye rapat umum hingga pencoblosan.
"Laporan mereka mengenai dugaan kecurangan dalam pemilu akan dianggap sebagai temuan bukan laporan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2014