Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Maluku menyatakan debat terakhir  yang digelar untuk para calon gubernur dan wakil gubernur Maluku menjadi  momentum  meningkatkan kedewasaan politik bagi para kandidat maupun masyarakat.

“Debat terakhir   tidak hanya dimaknai  sebagai pesta demokrasi tetapi juga bagaimana sama-sama belajar dewasa dalam berpolitik untuk menjaga persaudaraan, keamanan dan kondusivitas Maluku,” kata Ketua KPU Maluku M. Shaddek Fuad, di Ambon, Sabtu.

Ia mengatakan debat ini menjadi wadah  mempresentasikan visi, misi, dan program kerja secara terbuka, sekaligus menjadi referensi bagi masyarakat dalam memilih pemimpin yang terbaik.

“KPU berharap masyarakat bisa melihat  gagasan dan ide pada visi misi yang telah diusung dari pasangan calon, bisa menjadi referensi bagi masyarakat kita dalam memilih Paslon mana yang terbaik untuk membawa Maluku lebih baik ke depan,” ujarnya. 

KPU menggelar debat pilkada kedua, di salah satu hotel di Suli, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah dengan mengangkat tema "Pembangunan Infrastruktur dan Kebijakan Ekonomi untuk kesejahteraan Masyarakat Maluku"

Subtema dari tema tersebut yakni, infrastruktur kepulauan dan pembangunan wilayah 3T, pengentasan kemiskinan dan pengangguran, penanggulangan Inflasi dan pengelolaan keuangan daerah, pemanfaatan sumberdaya pertambangan untuk kesejahteraan.

Kemudian pembangunan pariwisata, industri kreatif, dan penguatan ekonomi lokal dan pengelolaan sektor perikanan, pertanian dan ketahanan pangan. 

KPU juga mengapresiasi partisipasi aktif masyarakat yang semakin tinggi dalam mengikuti tahapan  pilkada, termasuk menonton dan menganalisis debat kandidat. 

Debat kedua ini melibatkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Maluku yang telah ditetapkan KPU yakni, paslon nomor urut 1Jefri Apolly Rahawarin-Abdul Mukti Keliobas (JAR-AMK), paslon nomor urut 2  Murad Ismail-Michael Wattimena (MI-MM) dan paslon nomor urut 3 Hendrik Lewerissa-Abdulah Vanath (HL-AV).

Saat debat tiga pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku menyatakan  infrastruktur menjadi salah satu faktor untuk kemajuan pendidikan di provinsi itu.

Pasangan calon urut nomor satu Jefry Apolly Rahawarin-Abdul Mukti Keliobas (JAR-AMK) mengatakan berkaitan dengan  upaya meningkatkan pendidikan di Maluku perlu menambahkan ruang kelas baru di setiap sekolah.

“Kita perlu  laboratorium baru juga di setiap sekolah. Dan jika terpilih, kita akan bantu beasiswa kepada anak-anak yang ada,” kata Jeffry saat debat berlangsung. 

Kemudian paslon nomor urut dua, Murad Ismail-Michael Wattimena (MI-MM) menyebutkan perlu diadakan bus untuk sekolah-sekolah di kecamatan. 

“Maluku merupakan Kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak  1.340. Banyak masalah pendidikan ditemukan dari kabupaten dan kecamatan-kecamatan, dan masyarakat membutuhkan bus sekolah agar mempermudah anak-anak,” ujarnya. 

Sedangkan paslon nomor urut 3,Hendrik Lewerissa-Abdulah Vanath (HL-AV) mengusulkan penambahan tenaga pengajar dan ruang-ruang belajar. Menurutnya, banyak daerah terluar, terdepan dan tertinggal (3T) yang mengalami kekurangan tenaga pengajar. 

“Kami bermimpi menghasilkan sumber daya manusia berkualitas, berkompetensi dan berdaya saing, tetapi itu tidak akan terwujud kalau infrastruktur pendidikan dan sarana pendidikan tidak kita siapkan dari sekarang,” kata Hendrik.

 

Pewarta: Winda Herman

Editor : Ikhwan Wahyudi


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2024