Ambon (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff menilai Debat bahasa Inggris dan Indonesia tingkat nasional yang diselengarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meningkatkan kualitas generasi muda dalam menghadapi era pasar bebas Asean (MEA) di penghujung tahun 2015.
"Debat bahasa Inggris dan Indonesia yang diikuti ratusan siswa dari 34 provinsi ini sangat berdampak besar meningkatkan kualitas SDM bangsa ini dalam menghadapi pemberlakuan pasar besar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)," ujar Gubernur Said, saat membuka debat bahasa tingkat nasional di Ambon, Senin.
Sebanyak 300-an siswa SMA, Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah menengah kejuruan (SMK) dari 34 provinsi menjadi peserta lomba debat bahasa Inggris dan Indonesia tingkat nasional yang untuk pertama kalinya digelar di Ambon dan berlangsung selama sepekan.
Menurutnya, ajang tersebut menjadi media efektif untuk melatih kemampuan berneogosiasi dan berargumentasi dalam skala internasional serta menginternalisasi semangat kompetensi yang positif.
Dalam lomba debat siswa tidak hanya dituntut mampu mengungkapkan ide dalam bahasa Indonesia maupun Inggris, tetapi juga mampu mengetahui pengetahuan global, menganalisis sebauh keputusan dan meyakinkan publik dengan argumen yang tepat.
Ajang tingkat nasional yang untuk pertama kalinya digelar di Ambon tersebut harus menjadi komitmen bersama untuk meningkatkan SDM khususnya para siswa dalam menghadapi era pasar bebas, di samping meningkatkan penguasaan dan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang lebih baik dan benar dalam berkomunikasi di tengah masyarakat.
"Semua pihak haruslah menyadari bahwa bahasa Inggris saat ini telah menjadi bahasa internasional dan universal, sehingga patut dikuasai masyarakat sejak usia dini, sedangkan bahasa Indonesia sudah mulai berkembang di sejumlah negara," ujar Gubernur.
Dia menandaskan, penciptaan pembangunan sumber daya manusia berbudaya harus menjadi bahan perenungan bangsa ditengah derasnya arus globalisasi dan revolusi teknologi, di mana tidak hanya menggerus watak dan karakter generasi muda, tetapi juga mempengaruhi kualitas penguasan dan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam berkomunikasi dan berargumentasi di tengah masyarakat.
"Oleh sebab itu lomba debat ini merupakan sebuah langkah progresif untuk melakukan gerakan revolusi mental, membangun watak watak, karakter dan jati diri ke-Indonesiaan generasi muda bangsa yang berbudaya dan beradab," katanya.
Hal ini perlu dilakukan agar para siswa memiliki identitas dan idealisme Pancasila, menujung tinggi nilai-nilai moral etika, budaya, agama, serta membangun budaya positif, unggul dalam kecerdasan maupun mental serta termotivasi untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Gubernur Said juga berharap, lomba tingkat nasional yang digelar di Ambon dapat melahirkan juara-juara unggul untuk dibina dan mewakili Indonesia pada kompetisi serupa tingkat dunia yang akan berlangsung di Filipina.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Debat bahasa Inggris dan Indonesia yang diikuti ratusan siswa dari 34 provinsi ini sangat berdampak besar meningkatkan kualitas SDM bangsa ini dalam menghadapi pemberlakuan pasar besar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)," ujar Gubernur Said, saat membuka debat bahasa tingkat nasional di Ambon, Senin.
Sebanyak 300-an siswa SMA, Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah menengah kejuruan (SMK) dari 34 provinsi menjadi peserta lomba debat bahasa Inggris dan Indonesia tingkat nasional yang untuk pertama kalinya digelar di Ambon dan berlangsung selama sepekan.
Menurutnya, ajang tersebut menjadi media efektif untuk melatih kemampuan berneogosiasi dan berargumentasi dalam skala internasional serta menginternalisasi semangat kompetensi yang positif.
Dalam lomba debat siswa tidak hanya dituntut mampu mengungkapkan ide dalam bahasa Indonesia maupun Inggris, tetapi juga mampu mengetahui pengetahuan global, menganalisis sebauh keputusan dan meyakinkan publik dengan argumen yang tepat.
Ajang tingkat nasional yang untuk pertama kalinya digelar di Ambon tersebut harus menjadi komitmen bersama untuk meningkatkan SDM khususnya para siswa dalam menghadapi era pasar bebas, di samping meningkatkan penguasaan dan penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris yang lebih baik dan benar dalam berkomunikasi di tengah masyarakat.
"Semua pihak haruslah menyadari bahwa bahasa Inggris saat ini telah menjadi bahasa internasional dan universal, sehingga patut dikuasai masyarakat sejak usia dini, sedangkan bahasa Indonesia sudah mulai berkembang di sejumlah negara," ujar Gubernur.
Dia menandaskan, penciptaan pembangunan sumber daya manusia berbudaya harus menjadi bahan perenungan bangsa ditengah derasnya arus globalisasi dan revolusi teknologi, di mana tidak hanya menggerus watak dan karakter generasi muda, tetapi juga mempengaruhi kualitas penguasan dan penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar dalam berkomunikasi dan berargumentasi di tengah masyarakat.
"Oleh sebab itu lomba debat ini merupakan sebuah langkah progresif untuk melakukan gerakan revolusi mental, membangun watak watak, karakter dan jati diri ke-Indonesiaan generasi muda bangsa yang berbudaya dan beradab," katanya.
Hal ini perlu dilakukan agar para siswa memiliki identitas dan idealisme Pancasila, menujung tinggi nilai-nilai moral etika, budaya, agama, serta membangun budaya positif, unggul dalam kecerdasan maupun mental serta termotivasi untuk melakukan yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Gubernur Said juga berharap, lomba tingkat nasional yang digelar di Ambon dapat melahirkan juara-juara unggul untuk dibina dan mewakili Indonesia pada kompetisi serupa tingkat dunia yang akan berlangsung di Filipina.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015