Ambon, 26/3 (Antara) - Warga Kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku tumpah ruah di sejumlah ruas jalan untuk menyaksikan prosesi Jalan Salib Oikumene yang dilakukan pemuda Katholik untuk merayakan Paskah atau peristiwa kebangkitan Yesus.

Ribuan umat Kristiani memadati halaman Paroki Santa Maria Bintang Laut Ambon di kawasan Benteng, Kecamatan Nusaniwe, Sabtu pagi untuk menyaksikan teatrikal yang dibuka Gubernur Maluku, Said Assagaff.

Prosesi dari Paroki inilah dramatisasi cerita Yesus berdoa di Taman Getsemani ditemani 12 orang muridnya, sebelum ia ditangkap oleh pasukan tentara Romawi untuk dibawa ke Mahkamah Agung untuk disidang dengan tuduhan menyebarkan fitnah dan hasutan.

Meski cuaca Kota Ambon panas, namun warga terlihat antusias menyaksikan dari dekat prosesi jalan salib yang melibatkan lebih dari 100 pemuda dari paroki Santa Maria Bintang Laut Ambon ini.

Penderitaan Yesus yang diperankan salah seorang pemuda di Ambon membuat banyak warga yang menyaksikan prosesi Jalan Salib itu tak kuasa menahan tangis.

Terlebih saat sejumlah tentara Romawi yang diperankan sejumlah pemuda lainnya berulang kali mencambuk Yesus di sepanjang jalan yang dilalui hingga terjatuh dengan salib yang dipikulnya.

Drama kesengsaraan hingga penyaliban Yesus Kristus dilakukan di sepanjang ruas jalan di Kota Ambon yang dilewati di antaranya dimulai dari halaman Paroki Santa Maria Bintang Laut Ambon di kawasan Benteng, OSM, Wainitu, Batu gantung, Mangga Dua, Pohon Puleh, Tugu Trikora, Anthony Reebok dan berakhir dengan drama penyaliban Yesus Kristus dipusatkan di Lapangan Merdeka.

Pada sejumlah ruas jalan yang dilalui, para peserta yang mengikuti prosesi jalan salib sempat berhenti di setiap gereja yang dilalui, disambut umat Kristiani yang telah menanti untuk melakukan beberapa sesi kesengsaraan Yesus Kristus seperti yang tertulis dalam Alkitab.

Prosesi dengan berjalan kaki tersebut turut disaksikan ribuan warga yang telah bergerombol di tepi jalan dilalui untuk menyaksikan drama kesengsaraan yang dilakonkan para peserta.

Sebagian besar warga terlihat meneteskan air mata saat menyaksikan tokoh yang berperan sebagai Yesus Kristus sedang memikul kayu salib dicambuk oleh tentara romawi.

Bahkan ada yang berteriak saat menyaksikan tokoh Yesus jatuh karena tidak kuat memanggul kayu salib yang akan dipakai untuk menjalani hukuman mati disalib di Golgota.

Di sepanjang ruas jalan yang dilalui, para pemeran berhenti pada beberapa lokasi terutama pada gereja-gereja yang dilewati dan disitu dilakonkan sejumlah adegan kesengsaraan yang dialami tokoh Yesus.

Puncak keharuan terjadi saat Yesus disalib di Lapangan Merdeka yang dijadikan sebagai Bukit Golgota. Ratusan warga tak mampu menahan air mata dan akhirnya menangis menyaksikan drama penyaliban Sang Juru Selamat tersebut.


Bawa perubahan

Uskup Diosis Amboina, Mgr PC Mandagi berharap prosesi dan teatrikal Jalan Salib yang dilakukan setiap tahun dapat mengubah kehidupan umat Kriatiani di ibu kota provinsi Maluku dan melaksanakannya sebagai mana diajarkan Yesus Kristus ribuan ribu tahun silam.

"Prosesi Jalan Salib tidak hanya dijadikan sebuah sandiwara atau sinetron keagamaan tetapi harus membawa perubahan bagi umat Kristiani untuk menjadi orang yang lebih baik," katanya.

Umat Kristiani diharapkan dapat meneladani kehidupan Yesus dalam menjalani kehidupan setiap harinya, terutama membangun persaudaraan sejati lintas agama, suku dan gender.

"Bahayanya di Indonesia, banyak kegiatan keagamaan tetapi orang berkelahi, saling menghacurkan, ada ketidakadilan, ketidak jujuran. Jadi harus menumbuhkan persudaraan melalui ajaran kasih," pintanya.

Uskup berharap prosesi Jalan Salib dapat membawa perubahan dalam hidup khususnya umat Kristen untuk membangun persaudaraan sejati.

Kegiatan Oikumene tersebut dihadiri Kakanwil Kementerian Agama Maluku, Feisal Musaad, Uskup Diosis Amboina, Mgr. PC. Mandagi, Ketua Klasis GPM Kota Ambon, Pdt N.J. Rutumalessy, Wali Kota Ambon, Richard Louhenapessy serta ribuan umat Kristiani dari berbagai denominasi gereja di Ambon dan sekitarnya. 

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016