Ambon, 1/5 (Antara Maluku) - Suasana Kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku tampak sepi dari berbagai aktivitas unjuk rasa maupun aksi lainnya yang dilakukan para pekerja dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional atau "May Day" 1 Mei 2016.
Antara yang melakukan pemantauan sejak minggu pagi hingga petang, suasana di ibu kota provinsi Maluku tersebut tampak sepi dan tidak terlihat aksi buruh seperti yang dilakukan di daerah lainnya di Tanah Air.
Tidak terlihat adanya aktivitas buruh yang turun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi untuk menyuarakan hak-hak maupun kesejahteraan mereka.
Suasana aktivitas lalu lintas pada berbagai ruas jalan di pusat kota Ambon juga tampak lengang.
Begitu pun toko-toko sebagian besar masih terlihat tutup karena berkaitan dengan liburan Minggu.
Keramaian hanya terlihat pada pusat-pusat perbelanjaan seperti Maluku City Mall (MCM) di desa Hative Kecil dan Ambon City Center di desa Passo, di mana terlihat ramai oleh warga yang berkunjung untuk berbelanja maupun bersantai bersama keluarga.
Sebagain besar warga yang tinggal di pusat kota Ambon juga lebih memilih berpiknik dan bersantai bersama keluarga mereka di sejumlah objek wisata pantai yang umumnya berada di luar kota seperti pantai Natsepa dan Sopapey di Desa Suli, Pulau Ambon, maupun pantai Namalatu dan pantai Santai di Desa Latuhalat.
Sejumlah buruh mengaku tidak mengetahui rencana aksi demo dan unjuk rasa dalam rangka memperingati "May Day" di kota Ambon.
"Kami tidak tahu ada tidaknya aksi demo para buruh untuk menuntut kesejahteraan berkaitan dengan peringatan Hari Buruh Internasional," ujar salah seorang pekerja pada salah satu warung kopi di kota Ambon, Lenny.
Dia bersama beberapa temannya menuturkan, bahwa mereka tidak pernah mengikuti aksi demo, bahkan jarang mendengar adanya unjuk rasa yang dilakukan para buruh di Kota Ambon.
"Kalau mahasiswa atau organisasi kepemudaan berdemo di Ambon, sering mendengar. Tetapi aksi untuk menuntut hak-hak buruh tidak pernah dilakukan di Ambon," ujar pekerja warung kopi lainnya, Jeane.
Mereka mengaku, berbagai masalah yang dialami, terutama menyangkut upah, biasanya dibicarakan dengan manajer atau pemilik warung kopi, dan tidak disikapi dengan berdemo.
"Kalau aspirasi kami tidak didengar, maka akan disuarakan melalui media atau koran di Ambon. Tetapi demo atau unjuk rasa belum pernah dilakukan," ujar mereka.
Informasi yang diperoleh Antara, aksi demo buruh akan dilakukan pada Senin (2/5) dan dimotori oleh Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBI) menuntut ketidak jelasan status tenaga alih daya atau "outsourcing" yang dipekerjakan pada berbagai unit pelayanan PT. PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
Antara yang melakukan pemantauan sejak minggu pagi hingga petang, suasana di ibu kota provinsi Maluku tersebut tampak sepi dan tidak terlihat aksi buruh seperti yang dilakukan di daerah lainnya di Tanah Air.
Tidak terlihat adanya aktivitas buruh yang turun ke jalan untuk melakukan aksi demonstrasi untuk menyuarakan hak-hak maupun kesejahteraan mereka.
Suasana aktivitas lalu lintas pada berbagai ruas jalan di pusat kota Ambon juga tampak lengang.
Begitu pun toko-toko sebagian besar masih terlihat tutup karena berkaitan dengan liburan Minggu.
Keramaian hanya terlihat pada pusat-pusat perbelanjaan seperti Maluku City Mall (MCM) di desa Hative Kecil dan Ambon City Center di desa Passo, di mana terlihat ramai oleh warga yang berkunjung untuk berbelanja maupun bersantai bersama keluarga.
Sebagain besar warga yang tinggal di pusat kota Ambon juga lebih memilih berpiknik dan bersantai bersama keluarga mereka di sejumlah objek wisata pantai yang umumnya berada di luar kota seperti pantai Natsepa dan Sopapey di Desa Suli, Pulau Ambon, maupun pantai Namalatu dan pantai Santai di Desa Latuhalat.
Sejumlah buruh mengaku tidak mengetahui rencana aksi demo dan unjuk rasa dalam rangka memperingati "May Day" di kota Ambon.
"Kami tidak tahu ada tidaknya aksi demo para buruh untuk menuntut kesejahteraan berkaitan dengan peringatan Hari Buruh Internasional," ujar salah seorang pekerja pada salah satu warung kopi di kota Ambon, Lenny.
Dia bersama beberapa temannya menuturkan, bahwa mereka tidak pernah mengikuti aksi demo, bahkan jarang mendengar adanya unjuk rasa yang dilakukan para buruh di Kota Ambon.
"Kalau mahasiswa atau organisasi kepemudaan berdemo di Ambon, sering mendengar. Tetapi aksi untuk menuntut hak-hak buruh tidak pernah dilakukan di Ambon," ujar pekerja warung kopi lainnya, Jeane.
Mereka mengaku, berbagai masalah yang dialami, terutama menyangkut upah, biasanya dibicarakan dengan manajer atau pemilik warung kopi, dan tidak disikapi dengan berdemo.
"Kalau aspirasi kami tidak didengar, maka akan disuarakan melalui media atau koran di Ambon. Tetapi demo atau unjuk rasa belum pernah dilakukan," ujar mereka.
Informasi yang diperoleh Antara, aksi demo buruh akan dilakukan pada Senin (2/5) dan dimotori oleh Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBI) menuntut ketidak jelasan status tenaga alih daya atau "outsourcing" yang dipekerjakan pada berbagai unit pelayanan PT. PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016