Ternate, 31/8 (Antara Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut) diminta mempertahankan keaslian dalam kerja revitalisasi dan penataan objek wisata bersejarah yang ada di daerah ini.

"Para wisatawan, terutama wisatawan mancanegara ketika mengunjungi objek wisata sejarah, yang ingin disaksikan adalah keaslian objek wisata sejarah itu, di samping berbagai informasi yang terkait dengan keberadaannya," kata salah seorang pemerhati pariwisata di Malut, Sudirman Saleh di Ternate, Kamis.

Wisatawan sangat tidak menyukai adanya perubahan pada objek wisata sejarah, baik dari segi fisik maupun informasi yang terkait dengan keberadaannya walapun perubahan itu membuat objek wisata sejarah tampak semakin indah dan modern.
Menurut Sudirman Saleh, Pemkot Ternate dalam melakukan revitalisasi dan penataan objek wisata sejarah terkesan mengabaikan keaslian objek wisata sejarah yang di revitalisasi atau ditata, contohnya di objek wisata sejarah Benteng Oranje dan jembatan Residen.

Objek wisata sejarah Benteng Oranje setelah direvitalisasi dan ditata memang terlihat semakin bersih dan indah, tetapi keaslian benteng yang dibangun Belanda pada 1607 itu tidak terlihat lagi, terutama dari segi kontruksi dinding benteng dan bangunan di dalamnya.

Begitu pula objek wisata sejarah jembatan Residen, setelah ditata dan dilengkapi dengan taman serta air mancur, keaslian kawasan jembatan yang menjadi tempat pertama Residen Belanda mengingjakan kaki di Ternate itu, menjadi hilang bahkan kini namanya berubah menjadi kawasan Landmark Ternate, ujar Sudirman Saleh.

Revitalisasi dan penataan objek wisata sejarah seperti itu diharapkan tidak terjadi lagi dalam kegiatan serupa terhadap objek wisata sejarah lainnya di Ternate, agar daerah ini masih memiliki daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati objek wisata sejarah.

Sudirman Saleh menambahkan Pemkot Ternate ketika memprogramkan revitalisasi dan penataan objek wisata sejarah, harus mendahuluinya dengan kegiatan pengkajian yang mendalam dengan melibatkan akademi atau ahli sejarah serta harus pula memperhatikan kearifan lokal di sekitarnya.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017