Ambon, 13/5 (Antaranews Maluku) - Petahana Gubernur Maluku, Said Assagaff memandang perlu semua komponen bangsa di daerah ini mengantisipasi aksi teror, menyusul peledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu pagi.
"Peledakan bom itu bisa memicu masyarakat terprovokasi karena itu harus diantisipasi sejak dini mengingat Maluku mempunyai sejarah kelam tragedi kemanusiaan yang jangan pernah terulang kembali karena merusak semua sendi - sendi kehidupan," katanya menanggapi aksi teror bom di Surabaya, Minggu.
Said menyatakan belasungkawa yang mendalam atas aksi tidak berperi kemanusiaan dan keluarga ditinggal sabar menhadapi perbuatan tidak bercela tersebut.
"Saya bersama sebanyak 1,8 juta jiwa penduduk Maluku menyatakan belasungkawa dan memprihatikan aksi merusak tatanan kehidupan berbangsa," ujarnya.
Dia mengajak masyarakat Maluku agar mewaspadai setiap gerakan mencurigaikan dari orang - orang tidak dikenal di sekitar lingkungan dan melaporkan kepada aparat keamanan terdekat untuk mengamankan.
"Jangan `main hakim sendiri` dan baiknya melaporkan kepada aparat keamanan agar bisa diungkap perbuatan bila terbukti hendak melakukan aksi teror maupun bentuk ancaman lainnya terhadap kehidupan orang basudara (saudara) di Maluku," kata Said.
Karena itu, tingkatkan jalinan keharmonisan antarumat beragama maupun kekentalan adat Pela - Gandong sebagai warisan leluhur.
"Rasanya adat istiadat Maluku yang terjalin harmonis selama ini turut mendukung Maluku berdasarkan hasil survei BPS menempati peringka kedua kebahagiaan di Indonesia sehingga perlu dimanfaatkan untuk mengantisipasi aksi teror bom," ujarnya.
Dia menyatakan keprihatinan yang mendalam karena aksi teror bom di Surabaya terdasi saat umat Islam
mempersiapkan diri menunaikan Bulan Suci Ramadhan 1439 Hijriah.
"Jadinya semua komponen bangsa di Maluku mendukung Kepolisian dan TNI memelihara stabilitas keamanan kondusif karena Maluku juga sedang mempersiapkan diri sebagai tuan rumah penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katholik Nasioal I di Ambon pada Oktober 2018," tandas Said.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Peledakan bom itu bisa memicu masyarakat terprovokasi karena itu harus diantisipasi sejak dini mengingat Maluku mempunyai sejarah kelam tragedi kemanusiaan yang jangan pernah terulang kembali karena merusak semua sendi - sendi kehidupan," katanya menanggapi aksi teror bom di Surabaya, Minggu.
Said menyatakan belasungkawa yang mendalam atas aksi tidak berperi kemanusiaan dan keluarga ditinggal sabar menhadapi perbuatan tidak bercela tersebut.
"Saya bersama sebanyak 1,8 juta jiwa penduduk Maluku menyatakan belasungkawa dan memprihatikan aksi merusak tatanan kehidupan berbangsa," ujarnya.
Dia mengajak masyarakat Maluku agar mewaspadai setiap gerakan mencurigaikan dari orang - orang tidak dikenal di sekitar lingkungan dan melaporkan kepada aparat keamanan terdekat untuk mengamankan.
"Jangan `main hakim sendiri` dan baiknya melaporkan kepada aparat keamanan agar bisa diungkap perbuatan bila terbukti hendak melakukan aksi teror maupun bentuk ancaman lainnya terhadap kehidupan orang basudara (saudara) di Maluku," kata Said.
Karena itu, tingkatkan jalinan keharmonisan antarumat beragama maupun kekentalan adat Pela - Gandong sebagai warisan leluhur.
"Rasanya adat istiadat Maluku yang terjalin harmonis selama ini turut mendukung Maluku berdasarkan hasil survei BPS menempati peringka kedua kebahagiaan di Indonesia sehingga perlu dimanfaatkan untuk mengantisipasi aksi teror bom," ujarnya.
Dia menyatakan keprihatinan yang mendalam karena aksi teror bom di Surabaya terdasi saat umat Islam
mempersiapkan diri menunaikan Bulan Suci Ramadhan 1439 Hijriah.
"Jadinya semua komponen bangsa di Maluku mendukung Kepolisian dan TNI memelihara stabilitas keamanan kondusif karena Maluku juga sedang mempersiapkan diri sebagai tuan rumah penyelenggaraan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katholik Nasioal I di Ambon pada Oktober 2018," tandas Said.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018