Ambon, 14/11 (Antara Maluku) - Pertemuan Sela Forum Komunikasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Negeri se-Indonesia membahas pembangunan karakter dalam Seminar Internasional "Character Building Through Education and Sciences", Jumat.
Seminar yang dijadwalkan berlangsung selama dua hari itu menghadirkan tujuh orang pemateri dari dalam dan luar negeri, di antaranya, Ernest W.B. Hess-Luttich (Universitas Bern, Jerman), Sara Ben Larbi (Universitas Tunisia, Tunisia), Teresa Doblinger (Universitas Seni Bern), dan Sultan Stover (RELO - New York, Amerika Serikat).
Sedikitnya 24 orang dekan FKIP dari perguruan tinggi negeri di Indonesia dan kalangan akademisi di Ambon hadir dalam seminar tersebut.
Pada kesempatan itu, Ernest W.B. Hess-Luttich membahas "Wacana Perkotaan: Ruang, Bahasa, dan Perencanaan Kota" melalui pendekatan eko-semiotik untuk analisis wacana pembaharuan perkotaan.
Dikatakannya, perencanaan kota yang berkelanjutan harus dipahami sebagai proses komunikasi arsitektur yang menghubungkan kota, teknologi, manajemen kabupaten kota dan lingkungan infrastruktur sosial.
Dalam hal ini, menurut Hess-Luttich, selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran penting dalam pembangunan perkotaan, sehingga harus ada diskusi bersama di antara mereka.
"Fokus pada keberlanjutan menimbulkan pertanyaan dari kondisi wacana yang diperlukan, yang memungkinkan arsitek dan perencana kota untuk bertemu dengan para pemegang kebijakan lainnya, warga, para pemimpin lokal dan politisi untuk mendiskusikan warisan budaya yang harus dijaga dan mana yang diutamakan," katanya.
Dikatakannya lagi, pembangunan perkotaan harus mengambil pendekatan melalui mediasi, moderasi dan integrasi yang menjanjikan pencapaian kualitas baru yang lebih baik.
Tak terlepas dari itu, studi-studi ekologi dan sosiologi perkotaan akan memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan, termasuk juga membawa modalitas sosial-budaya ke dalamnya.
"Kontribusi harus terfokus pada minat dalam komunikasi arsitektur dengan menggunakan pendekatan berupa mediasi, moderasi dan integrasi sebagai titik awal," ucapnya.
Forkom FKIP Negeri Se-Indonesia Bahas Pembangunan Karakter
Sabtu, 14 November 2015 5:13 WIB