STIKIP Ternate Bakal Ditingkatkan Jadi PTN
Senin, 1 November 2010 20:53 WIB
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Kie Raha, Ternate, Maluku Utara akan ditingkatkan statusnya menjadi perguruan tinggi negeri (PTN), kata pejabat berwenang.
"Kami mulai mempersiapkan diri untuk beralih status menjadin negeri. Peralihan tersebut telah diperbincangkan bersama pihak yayasan, dan mendapat respon dan dukungan dari Unima Manado," kata Ketua STIKIP Kie Raha Ternate, Sidik Siokona di Ternate, Senin.
Ia mengatakan, walaupun awalnya pembangunan menggunakan anggaran yayasan, namun untuk kepentingan dan masa depan pendidikan di STKIP, dengan satu tekad akan diberikan kepada negara untuk mengelolahnya.
"Ke depan, untuk menjaga eksistensi STIKIP Kie Raha Ternate, kami akan menyerahkan aset berupa tanah, gedung, kendaraan, dosen dan pegawainya serta mahasiswa kepada negara untuk dijadikan sebagai perguruan negeri," katanya.
Menurut dia, sebelum STIKIP dinegerikan akan dilaksanakan beberapa program strategi, yakni penataan manajemen mutu akademik pada semua program.
Hal itu, katanya, dilakukan untuk menghadapi visitasi oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) serta pemberdayaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), dengan tujuan meningkatkan kerja di berbagai bidang melalui riset dan pengabdian, serta memanfaatkan potensi keahlian para dosen.
Selain itu, STIKIP akan menjalin hubungan kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku Utara dan kabupaten/kota dalam pembangunan bidang pendidikan.
Langkah itu, katanya, terutama pada peningkatan kualitas pendidikan guru dan program sertifikasi guru, serta mengembangkan kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi antara lain Unima Manado, UNJ Jakarta, UPI Bandung, UNY Yogyakarta, Univesitas Muhammadiyah Malang dan seluruh perguruan tinggi yang ada di Maluku Utara.
Lebih lanjut, Sidik mengatakan bahwa untuk menunjang program tersebut, direncanakan mulai semester ganjil nanti, STIKIP akan membangun kantor pusat berlantai empat, bengkel pelatihan keterampilan bagi mahasiswa dan masyarakat serta pembangunan tiga menara rumah susun sewa mahasiwa (Rusunawa) dengan kapasitas 3.000 kamar.
Pihaknya juga mengharapkan Pemerintah Provinsi Maluku Utara, dan kabupaten/kota agar memberikan perhatian yang lebih besar bagi pendidikan yang berkualitas dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, terutama institusi pendidikan tinggi keguruan.