Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon memprioritaskan penanganan kesehatan para pengungsi korban konflik antarwarga di Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah pada 26 Januari 2022.
"Posko pelayanan kesehatan tetap sudah didirikan bertempat di depan Gereja Bethel Negeri Aboru untuk melayani warga Kariuw yang sementara mengungsi di negeri itu," katanya, di Ambon, Rabu.
Tim kesehatan Kodam (Kesdam) XVI/Pattimura yang diturunkan ke Negeri Aboru telah melakukan bakti sosial bersama tim Kesehatan Satgas Yonarhanud 11/WBY dan Puskesmas Pembantu di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir, setelah konflik 26 Januari 2021.
Dalam melaksanakan aksi kemanusiaan itu, tim kesehatan gabungan terus berkoordinasi dengan puskesmas di Pulau Haruku.
"Posko ini melayani pasien yang datang mulai dari pagi hingga malam, bahkan dini hari pun tetap dilayani. Jadi posko kesehatan ini berfungsi 24 jam untuk melayani pengungsi dan masyarakat," katanya.
Tim kesehatan dipimpin dua dokter, yaitu Lettu Ckm dr. Amanda Ricky dan Letda Ckm dr. Chairul Akbar, masing-masing melayani pelayanan kesehatan di pos tetap maupun pos bergerak atau ke pos-pos pengungsian warga.
Pola pelayanan seperti itu guna memberikan akses optimal, cepat, dan prioritas kepada pengungsi, mengingat transportasi terbatas jika warga harus mendatangi posko kesehatan.
Ia mengaku setiap saat juga selalu mengecek ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan di lapangan.
"Obat-obatan yang paling dibutuhkan harus selalu tersedia, laporkan bila ada kekurangan, akan segera kita dorong," ujarnya.
Tim Kesehatan juga memberikan pelayanan kesehatan secara bergerak, di mana petugas mendatangi pos-pos tempat pengungsian warga. Hal ini guna memberi pelayanan yang terbaik dan cepat, terlebih terbatasnya transportasi di daerah itu apabila setiap pasien harus datang ke posko kesehatan.
Untuk memastikan kondisi kesehatan setiap pengungsi, terutama anak-anak dan lansia, tetap terjamin, mantan Komandan Koopssus TNI ke-2 itu, memerintahkan tim kesehatan melakukan layanan konsultasi di pos-pos pengungsian Negeri Aboru.
Para pengungsi juga selalu diimbau untuk mengecek kondisi kesehatannya sedini mungkin sehingga bisa segera diambil tindakan medis bila diperlukan.
Tim kesehatan gabungan memberikan pengobatan kepada 330 kepala keluarga atau 1.370 pengungsi asal Negeri Kariuw, di mana 250 orang di antaranya lansia dan 150 balita.
Rata-rata dalam sehari tercatat 100 pengungsi yang datang untuk memeriksakan diri dengan keluhan umum, yakni batuk, pilek (influenza), gatal-gatal, hipertensi dan nyeri tulang atau rematik. Selain obat-obatan yang dibutuhkan, tim kesehatan juga memberikan berbagai vitamin guna menjaga stamina dan kesehatan pengungsi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Posko pelayanan kesehatan tetap sudah didirikan bertempat di depan Gereja Bethel Negeri Aboru untuk melayani warga Kariuw yang sementara mengungsi di negeri itu," katanya, di Ambon, Rabu.
Tim kesehatan Kodam (Kesdam) XVI/Pattimura yang diturunkan ke Negeri Aboru telah melakukan bakti sosial bersama tim Kesehatan Satgas Yonarhanud 11/WBY dan Puskesmas Pembantu di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir, setelah konflik 26 Januari 2021.
Dalam melaksanakan aksi kemanusiaan itu, tim kesehatan gabungan terus berkoordinasi dengan puskesmas di Pulau Haruku.
"Posko ini melayani pasien yang datang mulai dari pagi hingga malam, bahkan dini hari pun tetap dilayani. Jadi posko kesehatan ini berfungsi 24 jam untuk melayani pengungsi dan masyarakat," katanya.
Tim kesehatan dipimpin dua dokter, yaitu Lettu Ckm dr. Amanda Ricky dan Letda Ckm dr. Chairul Akbar, masing-masing melayani pelayanan kesehatan di pos tetap maupun pos bergerak atau ke pos-pos pengungsian warga.
Pola pelayanan seperti itu guna memberikan akses optimal, cepat, dan prioritas kepada pengungsi, mengingat transportasi terbatas jika warga harus mendatangi posko kesehatan.
Ia mengaku setiap saat juga selalu mengecek ketersediaan obat-obatan yang dibutuhkan di lapangan.
"Obat-obatan yang paling dibutuhkan harus selalu tersedia, laporkan bila ada kekurangan, akan segera kita dorong," ujarnya.
Tim Kesehatan juga memberikan pelayanan kesehatan secara bergerak, di mana petugas mendatangi pos-pos tempat pengungsian warga. Hal ini guna memberi pelayanan yang terbaik dan cepat, terlebih terbatasnya transportasi di daerah itu apabila setiap pasien harus datang ke posko kesehatan.
Untuk memastikan kondisi kesehatan setiap pengungsi, terutama anak-anak dan lansia, tetap terjamin, mantan Komandan Koopssus TNI ke-2 itu, memerintahkan tim kesehatan melakukan layanan konsultasi di pos-pos pengungsian Negeri Aboru.
Para pengungsi juga selalu diimbau untuk mengecek kondisi kesehatannya sedini mungkin sehingga bisa segera diambil tindakan medis bila diperlukan.
Tim kesehatan gabungan memberikan pengobatan kepada 330 kepala keluarga atau 1.370 pengungsi asal Negeri Kariuw, di mana 250 orang di antaranya lansia dan 150 balita.
Rata-rata dalam sehari tercatat 100 pengungsi yang datang untuk memeriksakan diri dengan keluhan umum, yakni batuk, pilek (influenza), gatal-gatal, hipertensi dan nyeri tulang atau rematik. Selain obat-obatan yang dibutuhkan, tim kesehatan juga memberikan berbagai vitamin guna menjaga stamina dan kesehatan pengungsi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022