Murid-murid di SDN Kaibobo, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, kini terpaksa menumpang belajar di rumah guru mereka akibat proyek rehab sekolah negeri tersebut terbengkalai.
"Para siswa terpaksa mendatangi rumah-rumah guru untuk menerima pelajaran karena ruang kelasnya tidak bisa digunakan," kata Kepala SDN Kaibobo, Jordanus Seipattiseun, dalam pernyataan pers yang diterima ANTARA di Ambon, Rabu.
Ia menjelaskan sekolah tersebut mendapat proyek renovasi dan pembangunan senilai Rp1,2 miliar yang anggarannya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Dia mengatakan, pekerjaan fisik bangunan berupa rehab enam ruang kelas, dan pembangunan tiga ruang kelas baru, semestinya sudah rampung sejak beberapa bulan lalu.
Namun, pengerjaan fisik gedung sekolah belum rampung, seperti pemasangan kaca jendela, lantai, dan atap seng sekolah yang belum juga diselesaikan kontraktor, termasuk pembangunan pagar sekolah.
"Pengerjaan proyeknya ditangani kontraktor dari luar Maluku sejak September 2021, dan anggarannya sudah cair 100 persen, tetapi pekerjaan fisik di lapangan tidak lebih dari 70 persen," kata Jordanus.
Karena merasa kesal, ia kemudian melaporkan persoalan ini ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten SBB, namun mereka tidak bisa bertindak karena proyeknya dari kementerian.
"Pihak dinas di kabupaten juga menyarankan masalahnya dipublikasikan ke media agar mendapat perhatian berbagai pihak," ujarnya.
Jordanus menyampaikan terima kasih karena pemerintah telah mengalokasikan anggaran rehab gedung sekolah dan penambahan tiga ruang kelas baru, namun sayangnya tidak dikerjakan hingga rampung.
Baca juga: Bangunan SDN 207 di Banda Naira dinilai layak jadi cagar budaya, begini penjelasan Kemdikbudristek
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Para siswa terpaksa mendatangi rumah-rumah guru untuk menerima pelajaran karena ruang kelasnya tidak bisa digunakan," kata Kepala SDN Kaibobo, Jordanus Seipattiseun, dalam pernyataan pers yang diterima ANTARA di Ambon, Rabu.
Ia menjelaskan sekolah tersebut mendapat proyek renovasi dan pembangunan senilai Rp1,2 miliar yang anggarannya dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Dia mengatakan, pekerjaan fisik bangunan berupa rehab enam ruang kelas, dan pembangunan tiga ruang kelas baru, semestinya sudah rampung sejak beberapa bulan lalu.
Namun, pengerjaan fisik gedung sekolah belum rampung, seperti pemasangan kaca jendela, lantai, dan atap seng sekolah yang belum juga diselesaikan kontraktor, termasuk pembangunan pagar sekolah.
"Pengerjaan proyeknya ditangani kontraktor dari luar Maluku sejak September 2021, dan anggarannya sudah cair 100 persen, tetapi pekerjaan fisik di lapangan tidak lebih dari 70 persen," kata Jordanus.
Karena merasa kesal, ia kemudian melaporkan persoalan ini ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten SBB, namun mereka tidak bisa bertindak karena proyeknya dari kementerian.
"Pihak dinas di kabupaten juga menyarankan masalahnya dipublikasikan ke media agar mendapat perhatian berbagai pihak," ujarnya.
Jordanus menyampaikan terima kasih karena pemerintah telah mengalokasikan anggaran rehab gedung sekolah dan penambahan tiga ruang kelas baru, namun sayangnya tidak dikerjakan hingga rampung.
Baca juga: Bangunan SDN 207 di Banda Naira dinilai layak jadi cagar budaya, begini penjelasan Kemdikbudristek
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022