Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) di Maluku Utara (Malut) intensif menyalurkan bantuan bagi nelayan yang tersebar di daerah ini berupa armada alat tangkap nelayan untuk mendukung nelayan meningkatkan produktifitas ikan segar.
Di Kabupaten Halmahera Selatan misalnya, menurut Kadis Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Halmahera Selatan, Yusuf Untung bantuan diserahkan ke 33 kelompok nelayan, sehingga dapat digunakan untuk melaut.
Dia mengatakan, bantuan yang disalurkan ke kelompok nelayan itu merupakan dukungan Pemkab Halmahera Selatan bagi nelayan, sehingga kebutuhan berbagai jenis ikan bisa terpenuhi.
"Memang, Halmahera Selatan merupakan lumbung ikan, sehingga nelayan harus diberi dukungan melalui penyediaan alat tangkap nelayan dan mereka dapat berkontribusi memenuhi kebutuhan ikan segar," ujarnya.
Baca juga: DKP Malut buat Pergub jalur logistik
Selain Halmahera Selatan, di Kota Ternate juga disalurkan bantuan bagi kelompok nelayan di kota itu berupa fasilitas armada tangkap guna meningkatkan pendapatan nelayan setempat.
Kadis DKP Ternate Faisal DH mengakui, pihaknya telah siapkan armada tangkap bagi nelayan dan saat ini tengah dalam pengerjaan, dan akan segera dibagikan kepada kelompok nelayan. DKP Kota Ternate untuk tahun ini mendistribusikan 22 unit armada tangkap untuk kelompok nelayan menggunakan mesin berkapasitas 2 GT.
Dia menyebut, bantuan yang disalurkan ke kelompok nelayan tentunya melalui surat dan verifikasi pengajuan dari kelompok nelayan yang memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Di tempat terpisah, Pemprov Malut sebelumnya mendukung upaya ekspor ikan tuna ke Negara Thailand yang difasilitasi Mitra Tuna Mandiri melakukan ekspor perdana potensi ikan jenis tuna.
Wagub Malut, M Al Yasin Ali misalnya dihubungi mengakui, bisnis perikanan tuna sangatlah menggiurkan karena ikan tuna merupakan jenis ikan high migratory dan menjadi primadona hingga mancanegara dan Indonesia sebagai negara penghasil tuna terbesar memiliki potensi besar merajai pasar tuna internasional.
Baca juga: DKP Malut catat 1.320 rumpon belum kantongi izin
Wakil Gubernur sendiri melakukan pelepasan ekspor ikan dipusatkan Pelabuhan Perikanan Bastiong Ternate melalui CV Mitra Tuna Mandiri (MTM) mengekspor ikan jenis tuna ke Thailand sebanyak 25 ton.
Selain itu, data internasional menunjukkan bahwa benih-benih tuna terbanyak ada di wilayah pulau Morotai, Halmahera Selatan dan di sebagian wilayah Sula.
Sedangkan, untuk nilai ekonomi dari perdagangan produk perikanan tuna Indonesia sangat besar dan menjadi peluang yang dapat terus dimanfaatkan, namun tetap harus mengedepankan aspek keberlanjutan agar perikanan tuna terus menerus lestari.
"Saya juga akan terus membangun komunikasi dengan pemerintah pusat dan investor untuk meningkatkan volume ekspor ikan tuna asal Malut," ujar Wagub.
Baca juga: DKP Malut usulkan Tikep kawasan kampung nelayan, sentra produksi
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023
Di Kabupaten Halmahera Selatan misalnya, menurut Kadis Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Halmahera Selatan, Yusuf Untung bantuan diserahkan ke 33 kelompok nelayan, sehingga dapat digunakan untuk melaut.
Dia mengatakan, bantuan yang disalurkan ke kelompok nelayan itu merupakan dukungan Pemkab Halmahera Selatan bagi nelayan, sehingga kebutuhan berbagai jenis ikan bisa terpenuhi.
"Memang, Halmahera Selatan merupakan lumbung ikan, sehingga nelayan harus diberi dukungan melalui penyediaan alat tangkap nelayan dan mereka dapat berkontribusi memenuhi kebutuhan ikan segar," ujarnya.
Baca juga: DKP Malut buat Pergub jalur logistik
Selain Halmahera Selatan, di Kota Ternate juga disalurkan bantuan bagi kelompok nelayan di kota itu berupa fasilitas armada tangkap guna meningkatkan pendapatan nelayan setempat.
Kadis DKP Ternate Faisal DH mengakui, pihaknya telah siapkan armada tangkap bagi nelayan dan saat ini tengah dalam pengerjaan, dan akan segera dibagikan kepada kelompok nelayan. DKP Kota Ternate untuk tahun ini mendistribusikan 22 unit armada tangkap untuk kelompok nelayan menggunakan mesin berkapasitas 2 GT.
Dia menyebut, bantuan yang disalurkan ke kelompok nelayan tentunya melalui surat dan verifikasi pengajuan dari kelompok nelayan yang memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan tersebut.
Di tempat terpisah, Pemprov Malut sebelumnya mendukung upaya ekspor ikan tuna ke Negara Thailand yang difasilitasi Mitra Tuna Mandiri melakukan ekspor perdana potensi ikan jenis tuna.
Wagub Malut, M Al Yasin Ali misalnya dihubungi mengakui, bisnis perikanan tuna sangatlah menggiurkan karena ikan tuna merupakan jenis ikan high migratory dan menjadi primadona hingga mancanegara dan Indonesia sebagai negara penghasil tuna terbesar memiliki potensi besar merajai pasar tuna internasional.
Baca juga: DKP Malut catat 1.320 rumpon belum kantongi izin
Wakil Gubernur sendiri melakukan pelepasan ekspor ikan dipusatkan Pelabuhan Perikanan Bastiong Ternate melalui CV Mitra Tuna Mandiri (MTM) mengekspor ikan jenis tuna ke Thailand sebanyak 25 ton.
Selain itu, data internasional menunjukkan bahwa benih-benih tuna terbanyak ada di wilayah pulau Morotai, Halmahera Selatan dan di sebagian wilayah Sula.
Sedangkan, untuk nilai ekonomi dari perdagangan produk perikanan tuna Indonesia sangat besar dan menjadi peluang yang dapat terus dimanfaatkan, namun tetap harus mengedepankan aspek keberlanjutan agar perikanan tuna terus menerus lestari.
"Saya juga akan terus membangun komunikasi dengan pemerintah pusat dan investor untuk meningkatkan volume ekspor ikan tuna asal Malut," ujar Wagub.
Baca juga: DKP Malut usulkan Tikep kawasan kampung nelayan, sentra produksi
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2023