Wina (ANTARA) - Para pejabat negara produsen minyak terkemuka pada Rabu (1/2/2023) merekomendasikan untuk mempertahankan kebijakan produksi minyak saat ini dari OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, di tengah prospek ekonomi global yang tidak pasti.
OPEC+ setuju pada Oktober 2022 untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari mulai bulan berikutnya hingga akhir 2023. Pemotongan tersebut sama dengan sekitar 2 persen dari permintaan minyak global tahunan.
Baca juga: Harga minyak turun tipis setelah Saudi sebut OPEC+ miliki opsi pemotongan
Anggota Komite Pemantauan Menteri Gabungan (JMMC) OPEC+ "menegaskan kembali komitmen mereka" terhadap rencana produksi saat ini pada pertemuan virtual pada Rabu (1/2/2023) dan "mendesak semua negara yang berpartisipasi untuk mencapai kepatuhan penuh dan mematuhi mekanisme kompensasi," menurut pernyataan OPEC.
JMMC terdiri dari menteri perminyakan dari negara-negara OPEC+. Itu tidak memiliki kekuatan pengambilan keputusan tetapi memberikan rekomendasi kebijakan untuk pertemuan tingkat menteri OPEC+, badan pembuat keputusan kelompok itu. Badan tersebut juga memiliki wewenang untuk meminta tambahan pertemuan tingkat menteri OPEC+ "kapan saja untuk membahas perkembangan pasar," menurut OPEC.
Baca juga: OPEC+ umumkan akan sedikit tingkatkan produksi minyak pada September
JMMC telah meninjau data produksi minyak untuk November dan Desember tahun lalu dan "mencatat kesesuaian secara keseluruhan" untuk negara-negara OPEC+, tambah OPEC.
Pertemuan JMMC berikutnya dijadwalkan pada 3 April. Pertemuan menteri OPEC+ berikutnya, di mana kelompok tersebut akan secara resmi memutuskan kebijakan produksinya, ditetapkan pada 4 Juni.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Komite OPEC+ rekomendasikan tetap ikuti kebijakan produksi minyak