Ambon (Antara Maluku) - Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah akan menangani program pemulihan bencana jebolnya natural Dam Way Ela, di desa Negeri Lima, pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah pada 25 Juli 2013 lalu.
"Penanganan program pemulihan akan ditandai dengan penyerahan tanggung jawab dari Pemprov Maluku ke Pemkab Malteng di Negeri Lima dijadwalkan 12 Agustus 2013," kata Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, Kifly Wakanno, di Ambon, Minggu.
Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu akan menyerahkan tanggung jawab program pemulihan tersebut kepada Bupati Malteng, Abua Tuasikal.
Langkah ini dilaksanakan karena program penanganan tanggap darurat sesuai ketentuan perundang - undangan telah selesai.
"Pengalihan penanganan ini tidak berarti Pemprov Maluku selesai tanggung jawabnya karena tugas pendampingan tetap dilaksanakan sehingga program pemulihan maupun realisasi jangkan sedang hingga panjang dengan tujuan pemulihan Negeri Lima tuntas," tegas Kifly.
Dia menambahkan, Gubernur jga dijadwalkan menyerahkan pakaian seragam kepada para siswa korban bencana jebolnya natural dam Way Ela.
Bantuan pakaian seragam tersebut menandai diaktifkannya proses pendidikan paska bencana Way Ela dengan memanfaatkan tenda bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sebanyak 13 buah tenda besar bantuan BNPB telah dipasang untuk dijadikan ruangan belajar dan satu lainnya bagi kantor agar usai libur merayakan Idul Fitri 1434 Hijriah aktivitas belajar mengajar kembali aktif.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Maluku, Semmy Risambessy mengemukakan, telah melakukan pengadaan meja - kursi - pengadaan buku tulis - peralatan tulis - pakaian seragam untuk para siswa maupun guru.
"Kami sesuai arahan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu harus menyelenggarakan aktivitas pendidikan di Negeri Lima pada 12 Agustus 2013, makanya berbagai fasilitas penunjang sedang dirampungkan," ujarnya.
Dia belum menjelaskan soal pembangunan kembali sekolah - sekolah yang hanyut akibat banjir bandang akibat jebolnya natural dam Way Ela, menyusul terbentuknya karena longsornya gunung Ulakhatu pada 13 Juli 2013.
"Terpenting aktivitas pendidikan harus kembali dilaksanakan dalam kondisi darurat dan soal pembangunan kembali gedung sekolah merupakan program penanganan jangka sedang maupun panjang," tegas Semmy.
Apalagi, pembangunan kembali fasilitas pendidikan tersebut harus satu paket dengan permukiman masyarakat maupun sarana dan prasarana lainnya yang belum diputuskan.
"Jadi bencana Way Ela sudah dilaporkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, selanjutnya soal penanganan disesuaikan dengan keuangan negara," katanya.
Bencana Way Ela mengakibatkan SD Negeri 1 Negeri Lima dengan sembilan ruangan belajar, SD Negeri 2 delapan ruangan belajar, SD Inpres 10 ruangan belajar, TK masing - masing satu ruangan belajar maupun kantor serta SMA Negeri 2 rusak total diterjang air bandang bersama material bebatuan, tanah dan pohon - pohon.
SD Negeri 1 maupun 2 masing - masing memiliki 194 siswa, SD Inpres 245 siswa, SMA negeri 2 285 siswa, taman pengajian 25 siswa, PAUD 58 siswa.
Sedangkan SMP Negeri 5 Leihitu dengan 321 siswa tidak rusak sehingga aktifitas pendidikan dijamin lancar usai libur perayaan Idul Fitri.
Bencana Way Ela mengakibatkan tiga blok permukiman terhanyut air yakni Ulisihu, Elatua dan Henalelu terdata rumah yang rusak total maupun hanyut sebanyak 525, SD sebanyak tiga unit, dua mushalla serta masing - masing satu tower Telkomsel, sarana air bersih SMA, taman pengajian, TK dan kantor KUD.
Sedangkan dua blok lainnya yang aman yakni Henalalu dan Nau.
Bencana Way Ela juga mengakibatkan tiga warga teridentifikasi Kasim Uluputty(85 tahun), Moksen Mahulauw (70 tahun) dan Arman Parasouw(66 tahun) belum dihentikan.
Upaya pencarian telah dihentikan Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu pada 1 Agustus 2013.
Pemkab Maluku Tengah Tangani Pemulihan Way Ela
Minggu, 11 Agustus 2013 14:24 WIB