Ternate, 4/6 (Antara Maluku) - Pabrik ferro nikel PT Mega Surya Mandiri bersama PT Harita di Pulau Obi, Maluku Utara ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2016.
Presiden Direktur PT Mega Surya Mandiri Arif Perdanakusumah di Ternate, Sabtu mengatakan pembangunan pabrik ferro nikel dengan kapasitas 200 ribu metrik ton ferro nikel tersebut kini sudah mencapai sekitar 70 persen dan diupayakan dalam beberapa bulan ke depan, sudah rampung seluruhnya.
Dia mengatakan pembangunan pabrik merupakan kerja sama dengan investor asal Cina dan untuk membangun smelter tahap pertama menghabiskan dana Rp4,6 triliun.
Oleh karena itu, dengan investasi triliunan ini dengan kontrak kerja selama 30 tahun ini bisa membangun gairah ekonomi bagi masyarakat di Maluku Utara terutama di Kabupaten Halmahera Selatan.
Menurut dia, dalam mendukung pengembangan beroperasinya perusahaan tersebut, perusahaan telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas sekitar 120 megawatt.
Arif mengakui selama pembangunan smelter itu, perusahaan juga telah membangun berbagai infrastruktur pendukung lainnya seperti jalan dan perumahan bagi pekerja.
Begitu pula, perusahaan telah menyediakan program sosial yang lebih memprioritaskan pada kesehatan seperti menyiapkan tenaga dokter dan perawat yang nantinya bekerja di rumah sakit yang kini tengah dibangun.
"Perusahaan juga memiliki komitmennya untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar untuk melahirkan para pelajar setempat yang berkualitas serta meningkatkan ekonomi masyarakat lokal untuk tumbuh," katanya.
Arif menambahkan perusahaan juga telah membangun rumah ibadah seperti masjid dan gereja bagi masyarakat lingkar tambang serta infrastruktur jalan bagi masyarakat sehingga bisa memudahkan akses transportasi dari satu desa ke desa lain.
Selain itu, kata Arif, perusahaan memiliki komitmen untuk berdayakan warga Malut untuk diberi kesempatan bekerja di perusahaan itu dengan posisi sesuai dengan teknik yang dimiliki para pekerja lokal.
"Saat ini, kami telah memiliki 1.200 tenaga kerja dan 500 tenaga kerja lainnya telah diberikan pendidikan dan pelatihan selama lima bulan di Cina," katanya.
Para tenaga kerja yang telah mendapat pendidikan itu lebih digembleng meningkatkan disiplin kerja, penguasaan bahasa, dan teknik yang terkait dengan pekerjaan mereka selama bertugas di perusahaan tersebut.