Ternate, 6/10 (AntaraMaluku) - Dinas Pertanian Maluku Utara menolak untuk membatasi pengiriman sapi potong ke provinsi lain karena akan merugikan para peternak sapi potong.
"Para peternak sapi potong bersusah payah memelihara ternaknya dengan tujuan saat membutuhkan uang bisa menjualnya, tetapi kalau pengiriman sapi potong ke luar daerah dibatasi pasti mereka akan kesulitan mencari pembeli," kata Kepala Distan Malut Musdalifa Ilyas di Ternate, Kamis.
Sejumlah pihak di Malut, di antaranya Asosiasi Pengusaha Sapi Potong sebelumnya meminta Distan Malut untuk membatasi pengiriman sapi potong setempat ke provinsi lain untuk menjaga stabilitas harga daging sapi dan stok sapi potong di daerah ini.
Menurut Musdalifa Ilyas, populasi sapi potong di Malut saat ini mencapai sekitar 104 ribu ekor, sebanyak 100 ribu ekor di antaranya setiap tahun dipasarkan untuk berbagai kebutuhan.
Sementara kebutuhan sapi potong di Malut, baik untuk pemenuhan daging sapi maupun hewan kurban dan kebutuhan lainnya hanya sekitar 5.000 ekor setiap tahun atau berarti ada kelebihan stok sebanyak 5.000 ekor dan inilah yang dikirim ke sejumlah provinsi, seperti Sulawesi Utara dan Papua Barat.
Musdalifa Ilyas mengatakan pengiriman sapi potong dari Malut ke provinsi lain, selain dapat menampung seluruh sapi potong yang dijual peternak, juga dapat menciptakan stabilitas harga sapi potong di tingkat peternak.
Masalahnya kalau yang membeli sapi potong hanya dari pengusaha sapi potong setempat untuk kebutuhan lokal pasti harga dikendalikan oleh mereka, apalagi saat stok sapi potong yang melebihi kebutuhan, jelas peternak akan menerima harga yang murah.
Ia menambahkan, harga sapi potong di tingkat peternak saat ini cukup menguntungkan bagi peternak, karena yang membeli selain pengusaha sapi potong setempat, juga pengusaha sapi potong dari luar Malut sehingga para peternak semakin bergairah mengembangkan ternaknya.
Distan Malut Tolak Batasi Pengiriman Sapi Potong
Kamis, 6 Oktober 2016 17:16 WIB