Ambon, 24/10 ( Antara Maluku ) - Kapal motor (KM) Putri Ojes yang mengalami gangguan mesin saat pelayaran dari Desa Waraka, Pulau Seram pada 18 Oktober 2016 tujuan Pulau Nila, Kabupaten Maluku Tengah sempat ditolong para nelayan Taiwan.
Salah seorang penumpang KM. Putri Ojes yang berhasil mengayuh sampan sehingga tiba di Desa Abubu, Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah pada 22 Oktober 2016, Semuel Miru, saat dikonfirmasi, Senin, mengatakan, ia dan empat rekan lainnya sempat ditarik para nelayan Taiwan yang tidak berbendera saat berada di Werinama, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
"Kami mengenali itu nelayan Taiwan karena salah satu anak buah kapal (ABK) mengaku berasal dari Pulau Jawa sehingga bisa berbahasa Indonesia sehingga pemilik KM. Putri Ojes, Asaria Lakotani yang juga jurumudi armada tersebut meminta bantuan mereka," ujarnya.
KM. Putri Ojes sempat ditarik sehingga terlihat lampu di Pulau Nusalaut, selanjutnya dipotong tali sehingga armada tersebut mengapung.
"Asaria berulang kali memohon agar KM.Putri Ojes ditarik hingga pesisir Pulau Nusalaut. Namun, mereka berkeberatan dengan alasan khawatir lautnya dangkal," kata Semuel.
Dia mengemukakan, bersama Yacop Toportawi yang mengayuh sampan selama satu hari satu malam barulah tiba di Perairan Desa Abubu pada Sabtu (22/10) pagi, sekitar pukul 07.00 WIT, selanjutnya ditolong warga setempat.
"Kemungkinan para nelayan Taiwan itu khawatir beroperasinya KRI dari TNI - AL sehingga keberatan untuk membantu hingga perairan Pulau Nusalaut sehingga memutuskan tali yang sebelumnya diikat di kapal mereka," ujar Semuel.
Dia berkeinginan melakukan pencaharian Asaria, Frangki Lakotani dan Randi Palikyawi bersama tim Basarnas Ambon yang telah memasuki hari ketiga.
"Beta (saya) telah melaporkan diri ke kantor Basarnas Ambon pada Minggu (23/10) dan menyatakan siap menuntun tim mengintensifkan pencaharian KM Putri Ojes dengan tiga penumpang lainnya," tandas Semual.
Sebelumnya, salah seorang tokoh masyarakat asal Desa Waipia, Semmy Kosten menyesalkan kurang pedulinya BPBD Maluku Tengah terhadap Semuel dan Jacob yang sebenarnya saat pencaharian hari pertama berkeinginan mengikuti tim Basarnas Ambon.
"Kan Semuel atau Jacob bisa menjadi penuntun untuk mencari KM. Putri Ojes dan tiga rekan lainnya yang dari Desa Waipia ke Pulau Nila hanya berbekal masing - masing satu karton sagu dan aqua," ujarnya.
Dia menghaturkan terima kasih kepada warga Pulau Nusalaut yang membantu dua saudara menyelematkan diri dengan mengayuh sampan satu siang - satu malam, selanjutnya mengevakuasi ke Masohi," tandasnya.
Warga Waipia ini berasal dari Pulau Teon, Nila dan Serua (TNS) yang dievakuasi pemerintah ke Pulau Seram pada 1978 karena mempertimbangkan kondisi gunung berapi Lawwakarwa.
Saat panen cengkih maupun hasil perkebunan lainnya warga Waipia ke Pulau TNS untuk memanen.
Kapal Gangguan Mesin Sempat Ditolong Nelayan Taiwan
Senin, 24 Oktober 2016 16:09 WIB