Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyampaikan para petani sawit senang karena bisa memperoleh nilai tambah dari mengolah sawit menjadi minyak makan merah yang kemudian didistribusikan kepada masyarakat.
Pendapat Teten tersebut disampaikan saat memberikan sambutan dalam acara Indonesia Retail Summit 2022 yang diadakan Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) di Gedung Sarinah Jakarta, Senin.
“Mereka (para petani sawit), tak lagi hanya menjual TBS-nya (Tandan Buah Segar). Kalau 10 ton (produksi minyak makan merah) per hari, kita sudah hitung itu bisa didistribusikan ke dua kecamatan di sekitar kebun (sawit), dan ini akan memperkuat distribusi minyak makan merah (sebagai alternatif) minyak goreng ke masyarakat,” katanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, ia berterima kasih kepada Hippindo yang sudah mencarikan pasar minyak makan merah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Ketua Hippindo Budhihardjo Iduansjah, lanjut Teten, Hippindo sudah mendapatkan permintaan 200 ton minyak makan merah dari jaringan restoran di Indonesia.
“Jadi tidak usaha ragu. Kita bisa bangun setiap 1.000 hektar sawit, kita bangun mini pabrik untuk CPO (Crude Palm Oil) dan minyak makan merah,” ucap Menkop.
Lebih lanjut, ia berterima kasih pula kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir yang telah mendukung Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Medan, Sumatera Utara, untuk meneliti minyak makan merah sebagai alternatif minyak goreng.
“Dalam perayaan kemerdekaan 77 tahun Indonesia, salah satu yang menjadi momentum kita adalah bagaimana menyejahterakan petani sawit dan juga memperbaiki suplai minyak makan merah ke masyarakat dengan lebih merata, berkualitas produknya karena minyak makan merah sangat sehat, dan karena diproduksinya lebih efisien, insyaAllah (harganya) lebih murah,” ungkap Teten.
Saat mengikuti rapat terbatas bersama sejumlah menteri dan pimpinan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/7), Teten memastikan Presiden Joko Widodo menyetujui pengembangan minyak makan merah berbasis koperasi. Pemerintah akan membuat percontohan pabrik produksi minyak makan merah antara lain di Sumatra dan Kalimantan.
Nantinya, koperasi bisa langsung membeli tunai sawit dari petani, lalu mengolah komoditas tersebut menjadi CPO dan menjadi minyak makan merah yang kemudian dipasarkan.
"Ini solusi bagi petani yang selama ini harga tandan buah segar kan tidak stabil, juga solusi untuk distribusi suplai minyak goreng yang jauh lebih merata karena sekarang pabrik minyak goreng kebanyakan di Pulau Jawa. Jadi nanti akan ada dua, minyak goreng dengan standar yang harus bening serta ada minyak makan merah yang diproduksi oleh koperasi, (sehingga) masyarakat bisa memilih dua produk," ujar dia.
Baca juga: MenkopUKM: Pemerintah perkuat koperasi pangan untuk ciptakan ekonomi inklusif