Ambon (ANTARA) - PT PLN (Persero) mengatakan perencanaan kebutuhan tenaga listrik harus menghitung seberapa besar yang diperlukan, termasuk beban puncak hingga penyediaan mesin pembangkit untuk cadangan.
"Kalau yang dibutuhkan adalah 30 Mega Watt (MW) maka harus dipersiapkan juga 30 persen untuk cadangannya, jadi minimal harus disediakan sekitar 39 MW saat menyusun sebuah perencanaan kebutuhan energi listrik," kata Senior Manager Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Wilayah Maluku-Maluku Utara, Maman Suleman di Ambon, Senin.
Sebab, lanjutnya, pemakaian listrik tidak bisa nonstop dan tidak boleh ada pemadaman sehingga perhitungan ini harus disusun dalam Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah (RUKD). Sementara mesin pembangkitnya di satu sisi juga harus melalui masa pemeliharaan agar tidak ada kerusakan teknis yang menyebabkan pemadaman.
Baca juga: Terus Tingkatkan Pelayanan Ekselen di Kepulauan Maluku, PLN Gelar Customer Gathering
"Kita juga harus melakukan penghitungan secara cermat, dimana proses penghitungan yang terlalu tinggi kebutuhan tenaga listrik ke depan akan berdampak pada biaya, karena dalam melakukan investasi mesin pembangkit tidak murah, namun pemanfaatannya rendah," ujarnya.
Bila terlalu rendah pemanfaatannya, kata dia, maka pembayaran utang-utangnya jadi kendala, mengingat pengadaan mesin pembangkit tidak selalu menggunakan modal sendiri dan biasanya sekitar 75 persen itu dari utang.
Sebaliknya jika menghitung kebutuhan listrik yang terlalu rendah, maka berdampak pada pemadaman, sebab kurang memproyeksikan kebutuhan tenaga listrik ke depan.
Baca juga: PLN Operasikan PLTG Relokasi dari Grati ke Bali Jaga Keandalan Listrik Selama G20
Dia mencontohkan bila pembangunan PLTU Waai, Kecamatan Salahutu (Pulau Ambon) Kabupaten Maluku Tengah berkekuatan 2x15 MW, bila proyeknya jadi, maka biaya listrik di daerah ini lebih murah.
"Mengapa kita harus membuat RUKD dan RUKN, sebab untuk membangun pembangkit seperti PLTU itu butuh waktu lama mulai dari negosiasi, dibuat kajian, cari sumber pendanaan dan bangun PLTU butuh waktu antara tiga sampai lima tahun ke atas," ucapnya.
Jadi perlu dirancang jauh-jauh hari berapa besar kebutuhan listrik kedepannya, kemudian harus disiapkan teknologi atau jenis pembangkit apa yang tepat, katanya.
Baca juga: PLN sambung listrik gratis ke 1.120 rumah tangga sasaran di Maluku, kasih terang sampai pelosok negeri
PLN sebut perencanaan kebutuhan energi listrik perhitungkan beban puncak
Selasa, 6 Desember 2022 8:52 WIB