Ambon (ANTARA) - Tokoh teman tuli asal Maluku Hanny Kiriwenno menyebutkan sulitnya menemukan fasilitas kesehatan (faskes) yang menjual Alat Bantu Dengar (ABD) di Provinsi Maluku.
"Di Ambon sendiri masih jarang fasilitas kesehatan yang jual ABD. Saya pernah beli ABD di Jakarta, kalau di Ambon kurang tau ya," ujarnya saat dihubungi dari Ambon, Jumat.
Selain sulit ditemukan harga ABD sendiri terbilang cukup mahal bagi kalangan tertentu yakni Rp6 juta untuk yang paling murah dan Rp 10 juta untuk yang paling mahal. Itu pun jika mengacu pada harga pasaran di pulau Jawa.
Hanny mengatakan pemakaian ABD oleh teman tuli sendiri biasanya tergantung dari sisi kenyamanan.
"Terkait ABD memang mahal tetapi tergantung teman-teman tuli nyaman atau tak nyaman. Karena kebanyakan teman tuli butuh alat bantu untuk berkendaraan, misalnya klakson mobil atau motor tapi ada juga teman tuli yang dari lahir sudah memakai alat dan juga telat memakai. Kata dia menjelaskan.
Ia mengaku dirinya dan 70 persen teman tulinya tak memakai alat bantu dengar dan memanfaatkan bahasa isyarat menggunakan tangan.
Hanny Kiriwenno sendiri merupakan teman tuli dengan segudang prestasi di pundaknya.
Prestasi yang pernah ditorehnya seperti pernah mewakili Maluku pada Peparnas Papua hingga menjadi pemenang favorit kategori putra pemilihan Duta Bahasa Provinsi Maluku 2022.
Sementara itu Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran sedunia diperingati setiap 3 Maret dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang cara mencegah ketulian dan gangguan pendengaran serta mempromosikan perawatan telinga dan pendengaran di seluruh dunia.*
Teman tuli keluhkan sulitnya cari alat bantu dengar di Maluku
Jumat, 3 Maret 2023 19:04 WIB