Ambon (ANTARA) - Gubernur Maluku Murad Ismail berharap majelis taklim di desa-desa menjadi agen pencegahan stunting untuk membantu pemerintah dalam menurunkan angka prevalensi stunting di provinsi itu.
“Kami berharap majelis taklim dapat bergerak maju, memberdayakan semua potensi yang dimiliki untuk pergerakan ekonomi masyarakat sekitarnya, melalui pembinaan yang dilakukan dalam majelis taklim,” ujarnya diwakili Sekretaris Daerah (Sekda) Maluku Sadali Ie saat membuka silaturahim Majelis Taklim Seram Bagian Timur dalam keterangan tertulis di Ambon, Kamis.
Dia mengatakan majelis taklim bukan hanya berfungsi sebagai lembaga dakwah, melainkan berperan dalam pengembangan dan pembinaan ilmu agama Islam serta pembinaan kehidupan masyarakat sekitar.
Dia mengatakan dibutuhkan peran serta majelis taklim sebagai organisasi keagamaan yang terdekat dengan masyarakat dalam menyosialisasikan pentingnya pencegahan stunting sejak dini.
Keberhasilan dalam pencegahan dan penanganan stunting bisa melahirkan generasi yang cerdas secara intelektual, emosional, dan spiritual pada masa mendatang.
“Saya mau anak-anak Maluku bisa menjadi anak-anak yang sehat dan bisa bersaing dengan anak-anak di luar Maluku, karena stunting adalah salah satu ancaman bagi anak-anak kita. Untuk itu kita harus menjadikan anak-anak kita, generasi yang sehat, adalah dengan banyak mengonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna, agar tumbuh kembangnya sehat, dan para ibu juga bisa rajin ke posyandu untuk mengecek kesehatan anaknya. Kalau bukan kita yang peduli dengan anak-anak kita siapa lagi," katanya.
Data prevalensi balita stunting di Provinsi Maluku masuk urutan ke-13 di Indonesia dengan persentase 26,1 persen, untuk SBT saat ini turun menjadi 24,1 persen dari sebelumnya 41,1 persen.
Hadir pada kesempatan itu, antara lain sejumlah pejabat di lingkungan Pemprov Maluku dan Kabupaten Seram Bagian Timur.