Ambon (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Maluku bersama pemangku kepentingan terkait melakukan tujuh agenda pengendalian inflasi guna membantu pemerintah mengendalikan inflasi di daerah itu.
"Pengendalian inflasi Maluku dimulai dari operasi pasar yang di dalamnya ada kegiatan pasar murah dan pangan murah yang tentunya kami menggandeng Disperindag Maluku, Dinas Pertanian, dan Dinas ketahanan pangan," ucap Kepala BI Perwakilan Maluku Rawindra Ardiansyah di Ambon, Kamis.
Ia mengemukakan hal itu pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) dengan tema 'Sinergi memperkuat ketahanan dan kebangkitan ekonomi nasional'.
Rawindra mengatakan untuk menunjang operasi pasar, pihaknya juga melakukan optimalisasi distribusi pangan yang berbentuk pemberian subsidi ongkos angkut kepada distributor untuk mengurangi tekanan inflasi.
Disamping itu pihaknya bersama pemangku kepentingan terkait juga menggalakan gerakan budidaya pangan mandiri berupa pemberian bantuan bibit dan juga replikasi pengalaman penanaman bawang merah dengan kerja sama antara BI, Dinas Pertanian, dan klaster.
"Berkaitan dengan hal itu BI bersama pemangku kepentingan juga melakukan penguatan data/informasi dengan pemberian dan pemasangan papan harga komoditas pangan," katanya.
Selain itu pihaknya juga telah memberikan bantuan alsintan dan saprotan kepada berbagai klaster di Provinsi Maluku.
Ia menambahkan pihaknya juga melakukan penguatan dan pembangunan kapasitas bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk meningkatkan pemahaman Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Terakhir kata dia, jurus ampuh untuk mengendalikan inflasi daerah yakni dengan melakukan perluasan kerja sama antardaerah seperti Ambon-Maluku Tengah dan Ambon-Bantaeng.
Sementara berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi Maluku yang baru dirilis oleh BPS, Maluku mengalami peningkatan yang signifikan yakni tumbuh sebesar 5,69 persen angka ini jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di triwulan II yang tumbuh 5,18 persen, menunjukan pada triwulan III terjadi akselerasi yang cukup signifikan dan hampir semua sektor yang mengagregasi pertumbuhan ekonomi tumbuh positif.
Angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Maluku di triwulan III juga lebih besar dari angka pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,94 persen, membaiknya ekonomi Maluku ini tidak terlepas dari kerja-kerja pemerintahan baik provinsi, kabupaten/kota, pemangku kepentingan, pelaku bisnis, perbankan, dan seluruhnya secara kolaboratif.
Sementara itu Sekda Maluku Sadali Ie pada kesempatan lain menjelaskan bahwa kondisi inflasi Provinsi Maluku pada Oktober 2023 tercatat sebesar 0,3 persen month to month, lebih tinggi dari inflasi nasional 0,17 persen dibandingkan dengan September 2023 sebesar 0,27 persen.