Ambon (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku mengintensifkan budidaya tanaman cabai pada petani sebagai strategi mengantisipasi lonjakan harga komoditas tersebut di daerah itu.
"Pengembangan tanaman cabai kini tengah serius diperhatikan oleh pemerintah karena kebutuhan masyarakat setiap hari dan berpengaruh terhadap inflasi," kata Kepala Dinas Pertanian Maluku Iham Tauda di Ambon, Rabu.
Menurut dia tanaman hortikultura khususnya cabai merupakan salah satu sub sektor pertanian yang didorong untuk meningkatkan kesejahteraan petani, ekonomi daerah dan ekonomi nasional.
Fluktuasi harga yang sering terjadi di pasaran, disebabkan oleh berbagai faktor yang menjadi kendala dalam agribisnis tanaman cabai seperti iklim, kurangnya pasokan, maupun keterlambatan pasokan dari daerah produksi ke pasar atau konsumen serta ketidaksesuaian waktu panen dengan waktu permintaan konsumsi.
"Keadaan ini juga terjadi di Provinsi Maluku yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi sehingga sejak 2022 Gubernur Murad Ismail mengambil langkah penanganan inflasi melalui gerakan menanam cabai," tuturnya.
Tak sampai disitu pihaknya pun menggelar pelatihan dan intensifikasi budidaya tanaman cabai pada petani melalui Balai Diklat Pertanian Provinsi Maluku.
Tauda mengatakan pengetahuan dan keterampilan petani Maluku dalam budidaya tanaman khususnya cabai kurang jika dibandingkan daerah lainnya.
"Sehingga peningkatan pengetahuan dan keterampilan diperlukan. Perkembangan inovasi di bidang pertanian terkait budidaya tanaman cabai harus dikembangkan dalam rangka meningkatkan produksi cabai daerah," tuturnya.
Melalui beragam inovasi dan kegiatan yang dilakukan Distan Maluku beserta UPTD terkait, diharapkan dapat berdampak positif pada harga jual dan peredaran hasil pertanian di Maluku.
Dalam kondisi normal harga cabai di Maluku berkisar Rp30 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram, namun saat mengalami kenaikan bisa menembus angka Rp100 ribu per kilogram.
Baca juga: Pemprov Maluku bagikan bibit cabai bagi petani terdampak banjir di tiga daerah
Pemprov Maluku intensif budidaya cabai antisipasi lonjakan harga
Kamis, 1 Agustus 2024 6:35 WIB