Jakarta (ANTARA) - Jannik Sinner masih memikirkan cara untuk mengalahkan Carlos Alcaraz usai kekalahannya di final China Open beberapa hari lalu, yang menjadi motivasinya untuk bermain dalam ajang ATP 1000 Shanghai Masters.
"Saya merasa seperti -- setidaknya berbicara dari sisi saya -- dia mendorong saya untuk menjadi lebih baik," kata Sinner, dikutip dari laman resmi ATP, Sabtu.
"Saya bangun pagi-pagi sambil mencoba memahami apa yang bisa saya lakukan lebih baik untuk mengalahkannya lain kali, yang merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi saya sebagai pemain."
"Senang rasanya kami menjadi rival di lapangan dan kemudian menjadi teman di luar lapangan," ujar petenis Italia itu.
Persaingan Sinner dengan Alcaraz telah berkembang pesat menjadi salah satu pertarungan paling menegangkan baru-baru ini.
Setiap kali mereka bertemu, hampir pasti akan ada pukulan yang menarik dan pertunjukan lapangan kelas dunia. Itu yang terjadi di final China Open, Rabu (2/10), yang dimenangi Alcaraz dengan tipis dalam tie-break set ketiga.
Sinner dan Alcaraz diunggulkan untuk bertemu di semifinal Shanghai. Bahkan, di tengah persaingan sengit di lapangan, keduanya tetap menjadi teman dekat.
"Saya merasa di luar lapangan kami cukup mirip karena kami dikelilingi oleh orang-orang dekat, kami ingin tetap bersama tim. Ada banyak, banyak hal yang serupa. Di lapangan, kami berbeda," kata Sinner.
"Ia adalah orang yang membawa kekuatan, pukulan-pukulan yang hebat, ia melibatkan penonton. Ia sedikit berbeda. Saya lebih seperti pemain yang solid, cukup tenang, jadi sedikit seperti api dan es. Namun, ini adalah kombinasi yang bagus."
"Itu juga menunjukkan bahwa setiap orang berbeda. Saya percaya bahwa saya harus mengambil sesuatu darinya sebagai pemain, mencoba beberapa pukulan yang berbeda terkadang, yang menurut saya membuat saya tumbuh sebagai pemain," ujar petenis berusia 23 tahun itu.
Tampil untuk kedua kalinya di Shanghai, Sinner akan berusaha meningkatkan pencapaiannya di babak keempat tahun lalu.
Banyak hal telah berubah bagi peraih 16 gelar tingkat tur ini dalam 12 bulan terakhir. Ia tidak hanya menjadi No.1 dunia, Sinner juga telah mengklaim dua gelar ATP Masters 1000, yaitu Miami dan Cincinnati, serta dua trofi turnamen major, yakni Australian Open dan US Open.
"Tingkat kepercayaan diri berada di momen yang berbeda sekarang. Saya merasa saat bermain di lapangan, saya merasa lebih aman di lapangan," kata Sinner.
"Bermain di lapangan tengah sekarang, katakanlah, itu hal yang biasa. Sebelumnya, itu masih sesuatu yang baru dan ini, efek 'Wow' saat Anda bermain di luar. Sekarang, itu masih luar biasa, tetapi saya lebih menikmatinya. Itu adalah tempat yang membuat saya merasa sangat, sangat aman."
Sinner berambisi menjadi petenis pertama yang memenangi tiga gelar ATP Masters 1000 dalam satu musim setelah Rafael Nadal pada tahun 2018.
Jika ia dapat mengangkat trofi ATP Masters 1000 keempatnya, Sinner akan bergabung dengan Novak Djokovic (2015) sebagai satu-satunya petenis yang memenangi Shanghai sambil memegang gelar No.1 dunia.
"Saya berada di level yang baik sekarang, tetapi kami akan selalu mencoba dan mengincar sesuatu yang lebih," ujar Sinner, yang akan menghadapi Taro Daniel di babak pembukaannya, Sabtu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kekalahan dari Alcaraz di China Open jadi motivasi Sinner di Shanghai