Ambon (Antara Maluku) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku dan Mercy Corps Indonesia menandatangani nota kesepahaman dalam rangka realisasi program bantuan teknis dan pelatihan (Technical Assitance and Training Teams - TATTs).
Nota kesepahaman ditandatangani Kepala BPBD Maluku, Farida Salamessy dan Ketua Yayasan Mercy Corps Indonesia, Agni Pratama disaksikan Staf Ahli Gubernur Maluku Bidang Pembangunan, Lutfy Rumbia, di Ambon, Kamis.
Farida mengatakan, kerja sama selama dua tahun terhitung Oktober 2014 - September 2016 strategis untuk Maluku, yang berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempunyai indeks kerentangan bencana periode 2013-2018 mencapai skor 187 atau masuk kelas risiko tinggi nomor dua setelah Sulawesi Barat.
Apalagi karakteristik wilayah Maluku berupa kepulauan, yakni memiliki 1.304 pulau yang tersebar di sembilan kabupaten dan dua kota.
Selain itu, 92,4 persen dari wilayahnya yang seluas 705,645 Km2 merupakan laut.
"Bisa bayangkan keterbatasan penanggulangan bencana di Maluku, terutama daerah - daerah yang secara geografis letaknya berbatasan dengan negara tetangga," ujarnya.
Dia merujuk Kabupaten Kepulauan Aru yang secara geografis berbatasan dengan Australia, sedangkan Maluku Tenggara Barat (MTB) dan Maluku Barat Daya (MBD) dekat Timor Leste.
"Jadi penanggulangan bencana di Maluku terhambat karakteristik wilayah, disamping keterbatasan fasilitas maupun kemampuan sumber daya manusia (SDM)," tegasnya.
Karena itu, dipandang stategis penandatangan MoU dengan Mercy Corps Indonesia yang menempatkan tenaga ahlinya di kantor BPBD Maluku.
"Strategis memang karena Maluku termasuk enam Provinsi yang menjadi sasaran program TATTs bersama Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sulawesi Tenggara dan Jawa Tengah," kata Farida.
Ketua Yayasan Mercy Corps Indonesia, Agni Pratama mengemukakan, Maluku terdata terancam bencana banjir, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi dan gelombang pasang (tsunami).
Makanya, perlu meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan tanggap darurat di tingkat Provinsi serta membangun kapasitas dalam penanggulangan bencana.
Mercy Corps Indonesia melalui konsorsiumnya menempatkan tim ahli penanggulangan bencana dan pelatih berkualitas di masing - masing BPBD.
Tidak kalah strategisnya yakni menyediakan dukungan teknis secara berkesinambungan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing - masing lembaga.
"TATTs membangun kapasitas BPBD Provinsi agar dapat memimpin dan mengkoordinasikan pelatihan manajemen risiko bencana ( Disaster Risk Management - DRM), baik sebelum, selama maupun setelah bencana alam," kata Agni.
TATTs diprogramkan merekrut 4.000 orang di enam Provinsi melalui pelatihan dan dukungan organisasi dengan sasaran pemerintah, kelompok masyarakat sipil, universitas/PT dan sektor swasta didanai USAID/OFDA.
BPBD-Mercy Corps Tandatangani Mou Bantuan Teknis
Kamis, 19 Maret 2015 16:35 WIB