Ternate (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara (Malut) intensif memberikan pelatihan bagi pengelola desa wisata sebagai program prioritas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif karena memiliki destinasi wisata andalan.
"Morotai memiliki kawasan wisata yang bisa dikembangkan dan desa-desa yang mempunyai pesona wisata yang luar biasa akan dikelola. Salah satunya dengan memberi pelatihan kepada pengelola di desa wisata," kata Kadispar Pulau Morotai, Ida Arsad dihubungi dari Ternate, Senin.
Dia mengatakan, saat ini belum ada kelompok masyarakat yang mengetahui tentang ini, sehingga melalui pelatihan ini membimbing mereka agar mereka bisa membuat kelompok Pokdarwis yang ada di desa wisata.
Sehingga, pelatihan desa wisata yang berlangsung di hotel Perdana, Desa Darame Kecamatan Morotai Selatan itu, dihadiri oleh Kadis Pariwisata Morotai Ida Arsad, Sekretaris Dispar Sahban Lanoni, Kabid Destinasi Wisata Husen Soleman, para Staf Dispar serta puluhan peserta dari Pemerintah Dasa (Pemdes) dan Pokdarwis di 23 desa wisata enam Kecamatan.
"Setelah ini kita akan menetapkan desa-desa yang mempunyai potensi wisata untuk dibuat regulasinya, sehingga membimbing agar mereka bisa mengali potensi di desa, kemudian menata apa yang ada di desa itu melalui SDM, agar target untuk mendatangkan kunjungan wisatawan bisa tercapai," ujarnya.
Oleh karena itu, diharapkan itu mereka bisa menggali potensi wisata yang di desa mereka, karena kalau SDMnya di Pulau Morotai sudah bimbing maka sudah pasti mereka bisa buat marketing, sehingga ada kunjungan wisatawan.
Dia menjelaskan, sasaran Pemerintah Daerah untuk menargetkan itu ada dua yakni, pertama menaikan jumlah kunjungan wisatawan di Morotai, kedua mengupayakan para wisatawan betah atau lama tinggal di Morotai.
"Ini yang harus kami pikirkan melalui pengelolaan desa wisata. Mereka bisa mendatangkan misalnya dalam 1 minggu kita target satu orang bisa lama tinggal di morotai selama 7 hari, Itu target kami," ujarnya.
Sementara desa wisata yang diprioritaskan terdapat 23 desa yang tersebar di enam kecamatan, dan ini yang akan kami buat regulasinya sehingga desa wisata lebih maksimal menggali potensi wisata yang ada di desa setempat.
"Nanti setelah ini kita buat merknya, karena masih berkaitan dengan desa wisata. Jadi, kelompok mereka yang ada di desa wisata itu kami akan latih untuk dibuat branding. Tujuannya dalam rangka untuk membuat marketing melalui digitalisasi," katanya.
Desa wisata ini, ada kerjasama dengan Pemerintah Daerah, untuk memberikan ruang kepada wisatawan agar ketika mereka berkunjung sudah ada spot-spotnya.