Ternate (ANTARA) - Sejumlah warga Pulau Batang Dua, Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) masuk kawasan Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T) mengeluhkan minimnya ketersediaan berbagai kebutuhan infrastruktur bagi masyarakat setempat.
Kordinator Warga Batang Dua, Welson Balak saat menyampaikan keluhannya, Rabu menyatakan, pihaknya meminta agar pemerintah dapat menyediakan berbagai kebutuhan infrastruktur bagi masyarakat, karena warga di kawasan 3T tidak menikmati berbagai fasilitas yang disediakan seperti di daerah perkotaan.
Oleh karena itu, warga meminta agar pemerintah segera menyediakan sarana komunikasi jaringan telepon seluler yang saat ini belum memadai.
"Selain itu, kondisi pelayanan listrik masih beroperasi 12 jam, pembangunan drainase yang sering yang sering terjadi banjir," ujarnya.
Sehingga, kata Welson, pihaknya meminta agar aktivitas Sekretariat Kantor Kecamatan Batang Dua di Kota Ternate segera ditutup dan jarang berkantor di Kecamatan Batang Dua.
Dia menyampaikan saat kunjungan kerja perdana Wali Kota Ternate Tauhid Soleman ke Batang Dua tower dengan kapasitas yang representatif akan di bangun di batang dua. Namun hingga saat ini pun tidak ada itikad baik guna didorong oleh Pemerintah kecamatan Pulau Batang Dua, Kebutuhan pasokan air bersih yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, Pelayanan listrik yang hanya di operasi dan di nikmati masyarakat 12 jam.
Bahkan, drainase untuk terjadi rawan bencana banjir di beberapa titik di kelurahan Mayau dan sekitarnya di saat intensitas curah hujan yang tinggi, pasar sebagai episentrum ekonomi di kecamatan Pulau Batang Dua telah diresmikan oleh Wali Kota Ternate dalam kunjungan kerja perdana, tapi tidak didukung dan didorong oleh Pemerintah kecamatan Pulau batang dua untuk menghidupkan.
Sementara itu, Pemkot Ternate, melalui Camat Pulau Batang Dua Jefry Belian Ali menyatakan, apa yang dikeluhkan warga sudah direalisasikan Pemkot Ternate.
Menurut dia, keluhan terkait dengan ketersediaan tower telah disediakan, hanya saja belum difungsikan secara maksimal, begitu pula kebutuhan listrik yang hanya 12 jam per hari, karena mesin belum bisa digunakan secara maksimal 24 jam per hari.
Bahkan, kata Jefry, untuk infrastruktur pasar yang telah dibangun, saat ini belum ada pedagang lokal yang mendaftar untuk berjualan dan mereka lebih memilih berjualan di rumah masing-masing.
Warga kawasan 3T Ternate keluhkan minimnya ketersediaan infrastruktur
Rabu, 10 Mei 2023 12:34 WIB