Bentuk poligami yang langka di Bhutan --yaitu lelaki dan perempuan mengambil beberapa perempuan atau lelaki bersaudara sebagai pasangan-- mulai padam saat raja menapaki moderninasi ke negaranya, dan perkawinan kerajaan pada pekan kedua Oktober menjadi tanda lain mengenai padamnya praktik tersebut.
Raja itu --Jigme Khesar Namgyel Wangchuck, yang berusia 31 tahun-- menikah dan menganugerahi mahkota bagi Jetsun Pema, perempuan biasa putri seorang pilot pesawat, pada Kamis (13/10), dalam upacara meriah agama Buddha di ibu kota kuno negara tersebut, Punakha.
Di dalam pidatonya saat mengumumkan perkawinan itu pada Mei, Wangchuck menjelaskan bahwa Pema akan menjadi satu-satunya istrinya. Itu berarti Wangchuck memisahkan diri dari tindakan ayahnya, yang menikahi empat perempuan bersaudara pada 1979, semuanya dianugerahi mahkota dalam upacara yang sama.
Dinasti Wangchuck berasal dari 1907 dan meliputi empat raja lain sebelum raja saat ini --tiga di antara mereka menikahi lebih dari satu perempuan.
Praktik tersebut berakar dalam tatanan tradisional masyarakat Bhutan, demikian penjelasan Francoise Pommaret, seorang ahli dan penulis mengenai Bhutan.
"Tinggal bersama beberapa perempuan bersaudara, yang kebanyakan ditemukan di bagian tengah atau timur Bhutan, atau bersama beberapa pria bersaudara --yang kebanyakan terdapat di bagian utara, memungkinkan mereka mempertahankan harta di satu keluarga," kata wanita peneliti itu.
Pengaruh luar
Penurunan dalam praktik poligami berkaitan dengan perubahan sikap di Bhutan, negara kecil di Himalaya yang diapit oleh India dan China, yang telah bertahan dari pengaruh luar selama berabad-abad.
Negara itu melarang televisi sampai 1999 dan terus membatasi jumlah wisatawan yang mengunjungi desa serta pegunungannya yang mempesona dengan peraturan yang memastikan pengeluaran minimum sampai 200 dolar AS per hari.
Tapi karena televisi dan Internet sekarang tersedia luas dan pendidikan asing kian umum, maka generasi muda Bhutan makin berpaling dari beberapa bagian paling tidak lumrah di dalam kebudayaan setempat.
Poligami sekarang hanya ada pada segelintir masyarakat berpindah yang tinggal bersama hewan ternak mereka lebih lama dalam setahun di pegunungan Himalaya, kata Dasha Karma Ura dari Pusat bagi Kajian Bhutan, satu kelompok pemikir.
"Raja berakar dari jaman modern. Ia mengumumkan kepada rakyat negerinya selama pidatonya di parlemen bahwa mereka akan mencurahkan hidup mereka pada satu sama lain sampai kematian memisahkan mereka," katanya.
Keinginan raja untuk bermonogami bukan hanya berbeda antara dia dan ayahnya, yang secara sukarela turun tahta pada 2006 untuk memberi jalan kepada putranya dan demokrasi yang baru lahir.
Wangchuck muda secara terbuka memperlihatkan rasa sayangnya, berpegang tangan dengan ratunya dan bahkan menciumnya di depan umum pada Sabtu (15/10), pada saat terakhir dari tiga hari perayaan umum untuk merayakan kegiatan tersebut.
Pertunjukan kasih-sayang secara terbuka bukan tak lumrah di Bhutan, tapi pemandangan raja yang dimabuk asmara begitu terbuka dengan penuh perasaan menandai perpisahkan dengan masa lalu.
"Kami tahu mereka sangat saling mencinta," kata murid sekolah menengah Rinzin Dema, yang berada di antara kerumunan warga yang menyaksikan pasangan kerajaan itu pada Sabtu.
"Melihat raja kami dan ratu, seperti inspirtasi buat kami bahwa pada masa depan kami mesti menjadi suami-istri yang sama seperti itu," kata dema kepada AFP, yang dipantau ANTARA di Jakarta, Ahad (16/10).
Opera sabun
Sementara itu Francoise Pommaret mengatakan, pendapat mengenai hubungan telah berubah, sebagiannya disebabkan oleh opera sabun di televisi.
"Hubungan mengenai dasar pertimbangan praktis telah memberi jalan bagi gagasan asmaran romantis. Dan raja adalah contohnya," ia menjelaskan.
"Orang mestinya melihat mukanya jadi merah di parlemen, ketika ia mengumumkan nama pacarnya!" katanya.
Pemimpin oposisi di parlemen, Tshering Tobgay, mengatakan kepada AFP ia ingat banyak lain pasangan poligami saat masih kecil, tapi sekarang nyaris tak ada di ibu kota dan sekitarnya.
Ia berkelakar ia akan tertarik pada lebih dari seorang istri --kalau itu bisa dilaksanakan.
"Saya mau melakukan itu, tapi saya tak melihat bagaimana saya bisa berbahagia," katanya.
Perkawinan Raja Bhutan dan Berakhirnya Poligami Langka
Senin, 17 Oktober 2011 5:50 WIB