Ambon (ANTARA) - Pendeta sekaligus pendongeng damai asal Maluku Eklin Amtor De Fretes mengatakan hari kelahiran Pancasila sebagai pengingat untuk selalu berhubungan baik antarumat beragama.
"Saya memaknai Pancasila sama seperti 10 Hukum Kasih di dalam Alkitab Kristen. Atau dengan kalimat lain, saya menemukan makna yang sama antara Pancasila dan 10 Hukum Kasih," ucap Eklin di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan Pancasila itu dasar negara Indonesia yang harus dihidupkan oleh seluruh warga negara.
Olehnya itu menurutnya jika Indonesia memiliki lima dasar nilai hidup dalam Pancasila, namun dalam kekristenan, memiliki 10 dasar hidup yang tertuang dalam 10 Hukum Kasih atau juga dikenal dengan istilah 10 Hukum Taurat.
"Pada Hukum Kasih, di bagian satu sampai empat mengatur bagaimana manusia membangun hubungan dengan Tuhan Allah. Sedangkan bagian 5-10 mengatur hubungan antara sesama manusia," katanya.
Sama halnya dengan Pancasila pada sila pertama mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan Kemudian pada bagian ke dua sampai lima mengatur hubungan antara sesama manusia demi terciptanya sebuah Bangsa yang damai, makmur, sejahtera, adil, dan seterusnya.
Dari pemaknaan tersebut kata dia bisa dilihat bahwa bagian yang mengatur hubungan antara manusia dan Tuhan lebih sedikit daripada bagian yang mengatur hubungan antara sesama manusia.
"Hal sederhana yang bisa dipahami ialah, jika kita membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia maka sudah pasti hubungan kita dengan Tuhan pun baik," kata dia.
Oleh karenanya Eklin menjelaskan pada momen peringatan hari lahirnya Pancasila ini, bangsa Indonesia senantiasa diingatkan untuk membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia.
"Perbaikilah hubungan yang rusak antara sesama, mari saling mengasihi, saling menopang, saling menjaga, dan lakukanlah hal-hal sederhana untuk merawat kemanusiaan. Sebab dengan begitu hubungan kita dengan Tuhan pun diberkati, bahkan berkat-Nya pun tetap tercurah bagi Bangsa ini lewat kedamaian, ketentraman, kesejahteraan, dan keadilan," ujarnya.
Eklin sendiri merupakan sosok pelopor perdamaian bagi anak-anak di Maluku. Sepak terjangnya dalam menyuarakan perdamaian lewat dongeng vintriloquisnya meninggalkan kesan baik pada hampir seluruh anak-anak di Maluku.*