Ternate (Antara Maluku) - Kementerian Perhubungan memprogramkan Bandara Leo Wattimena di Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, menjadi bandara internasional untuk mendukung pengembangan daerah itu sebagai tujuan wisata serta Kawasan Ekonomi Khusus.
Kepala Dinas Perhubungan Telekomunikasi dan Informatika Malut Taufik Madjid mengatakan di Ternate, Selasa, Morotai memiliki potensi objek wisata yang sangat menarik, terutama wisata bahari dan peninggalan sejarah Perang Dunia II.
Oleh karena itu, pengembangan Bandara Leo Wattimena menjadi bandara internasional diharapkan akan mendorong perusahaan penerbangan untuk membuka rute penerbangan internasional dari dan ke bandara itu, yang pada gilirannya akan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke sana.
"Penetapan Morotai sebagai KEK akan mendorong investor dari dalam dan luar negeri untuk menanamkan modal di Morotai dan itu berarti mengembangkan Bandara Leo Wattimena menjadi bandara internasional merupakan keharusan," katanya.
Kementerian Perhubungan pada 2012 mengalokasikan anggaran Rp20 miliar lebih untuk pembenahan bandara Leot Wattimena, di antaranya perpanjangan landasan sehingga sudah bisa didarati pesawat berbadan lebar serta memperbaharui fasilitas navigasi di bandara itu.
Ia mengatakan, Kementerian Perhubungan akan terus membenahi bandara peninggalan Sekutu pada Perang Dunia II itu, seperti pembangunan terminal penumpang yang representatif serta berbagai fasilitas penunjang lainnya yang sesuai dengan standar bandara internasional.
Kementerian Perhubungan sejauh ini belum memastikan kapan Bandara Leo Wattimena ditetapkan sebagai bandara internasional, namun Pemprov Malut sendiri sudah mengusulkan agar penetapan itu secepatnya, yang untuk tahap awal dijadikan bandara embarkasi haji.
Taufin menambahkan, tim Pemprov Malut saat berkunjung ke Jepang beberapa waktu lalu sempat melakukan komunikasi dengan perusahan penerbangan disana dan mereka menyatakan kesiapannya untuk membuka rute penerbangan Tokyo-Morotai-Bali.
Selain itu, sejumlah pengusaha pariwisata nasional juga telah menyatakan kesediaannya untuk menjadikan Bandara Leo Wattimena tersebut sebagai salah satu titik persinggahan untuk penerbangan wisata, khususnya dari negara yang pernah terlibat Perang Dunia di Morotai, seperti Jepang, Australia, dan Amerika Serikat.
Bandara Leo Wattimena Diprogram Berskala Internasional
Kamis, 2 Mei 2013 9:51 WIB