Ambon (Antara Maluku) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan keprihatinannya terhadap bencana jebolnya natural Dam Way Ela di Desa Negeri Lima, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, pada Kamis(25/7) siang, sekitar pukul 12.00 WIT.
"Saya saat melaporkan bencana Way Ela, maka Kepala Negara menyatakan keprihatinannya atas nasib anak bangsa Indonesia di Negeri Lima yang harus segera ditangani agar keluar dari periode panik ," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Syamsul Maarif, Jumat.
Presiden juga menginstruksikan segera memenuhi kebutuhan dasar masyarakat agar mereka pulih dari rasa trauma akibat jebolnya natarual Dam terbesar di Indonesia, bahkan Asia.
"Jadi saya diminta menyampaikan keprihatinan Bapak Presiden kepada warga Negeri Lima yang juga sedang menunaikan Ibadah Puasa dengan harapan berbagai pihak berkompeten dikoordinir Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu merealisasikan sejumlah program penanganan," ujar Syamsul.
Dia mengarahkan para pengungsi segera ditangani agar tidak larut dalam rasa trauma berkepanjangan dengan merealisasikan kegiatan pemulihan yang tergantung rencana, baik jangka pendek - menengah - panjang sebagaimana dikoordinasikan dengan Gubernur, kemarin (Kamis).
"Saatnya merealisasikan progran pemulihan seperti persiapan lokasi untuk perumahan, sekolah, mushalla, Puskesmas, air bersih dan sanitasi dengan menanyakan masyarakat hendak kembali membangun rumah di bekas lahan mereka atau direlokasi," kata Syamsul.
Dia juga memandang perlu Pemprov Maluku mengevaluasi alasan sehingga sebagian dari 5.224 warga Negeri Lima enggan meninggalkan desa, padahal sejak dini telah diberikan peringatan, termasuk simulasi penanggulangan tanggap darurat bencana dan pasca bencana natural Dam Wai Ela.
"Perlu dievaluasi dengan melibatkan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon dan BNPB siap memfasilitasinya," ujar Syamsul.
Khusus untuk bantuan, dia mengimbau agar didistribusikan dengan bertanggung jawab agar tidak meresahkan masyarakat.
"Saya membawakan bantuan berdasarkan arahan Bapak Presiden dengan dua pesawat hercules yang tiba di Ambon, Jumat (27/7) pagi, antara lain 15 ton bahan makanan, 20 tenda besar dan kebutuhan anak - anak," kata Syamsul.
dua hilang
Dansatgas Penanggulangan Tanggap Darurat Bencana dan Pasca Bencana Natural Dam Wai Ela, Kolonel Inf. Asep Kurnaedy menyatakan, dampak dari musibah itu tercatat dua orang masih dalam pencaharian, sedangkan tiga lainnya luka ringan.
Keduanya teridentifikasi adalah Muhsin Mahulau(63) dan Sedek Mahulau(42). Tim SAR Ambon dengan bantuan masyarakat masih intensif melakukan pencarian.
Sedangkan rumah yang rusak total maupun hanyut sebanyak 470 unit, SD sebanyak tiga unit, dua mushalla serta masing - masing satu tower Telkomsel, sarana air bersih SMA, taman pengajian dan kantor KUD.
"Jadi tiga blok permukiman di Negeri Lima hanyut diterjang banjir bandang dengan material bebatuan dan tanah serta kayu, sedangkan dua blok lain yang terdapat ratusan unit rumah selamat," kata Asep.
Tiga unit blok permukiman yang rata dengan tanah adalah Ulisihu, Elatua dan Henalelu, sedangkan dua lainnya yang aman yakni Henalalu dan Nau.
Sedangkan penanganan pengungsi di lokasi Latang sebanyak 4.287 jiwa dan Patoi 946 jiwa.
Posko penanggulangan Tanggap Darurat Bencana dan Pasca Bencana Natural Dam Wai Ela telah dialihkan dari Desa Seith ke Dusun Tanjung Tentun di Desa Negeri Lima.
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menghaturkan terima kasih atas kunjungan Kepala BNPB dengan membawa sejumlah bantuan.
"Tugas kemanusiaan yang juga didukung dengan dana Rp1 miliar untuk simulasi penanggulangan tanggap darurat bencana dan pasca bencana natural dam Wai Ela pada Februari 2013 ternyata strategis dengan berhasil memilisasi korban jiwa," katanya.
Kepala BNPB Syamsul Maarif saat peninjauan ke desa Negeri Lima juga menyerahkan bantuan dana operasional diterima Gubernur Maluku sebesar Rp1 miliar.
Natural dam Way Ela terbentuk akibat longsoran Gunung Ulakhatu akibat hujan dengan intensitas tinggi pada 13 Juli 2013. Natural Dam ini berdasarkan catatan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PU merupakan terbesar di Indonesia, bahkan Asia.
Presiden Prihatin Bencana Way Ela
Jumat, 26 Juli 2013 17:04 WIB