Ambon, 18/4 (Antara Maluku) - Kapal Pembangkit Listrik MVPP Yasin Bey berhasil menambah pasokan daya 54 MW untuk sistem Ambon dari total kapasitas daya yang terpasang di kapal sebesar 60 MW.
"Tahap pertama pembangkit listrik apung mampu menambah pasokan hingga 54 MW. Untuk selanjutnya suplai listrik yang dihasilkan akan meningkat sesuai kontrak hingga 60 MW yang tersambung melalui sistem 70kV," kata Direktur Bisnis PLN Regional Maluku dan Papua Haryanto WS di Ambon, Selasa.
Menurut dia, masuknya aliran listrik dari kapal apung ini ditandai dengan penandatanganan berita acara Commercial Operation Date (COD) pihak PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara (M2U) dan pihak PT Kar Powership Indonesia, selaku operator dan pemilik kapal MVPP.
Secara resmi kapal pembangkit listrik MVPP Yasin Bey menyuplai listrik ke sistem Ambon, dengan demikian, maka sistem kelistrikan Ambon sudah terbebas dari masalah pemadaman yang disebabkan oleh defisit atau kekurangan pasokan daya.
"Selanjutnya jika proses COD MVPP dengan sistem Ambon sudah stabil, PLN bersama Kar Powership Indonesia segera melapor ke Gubernur Maluku," katanya.
Ia mengatakan, proses COD membutuhkan penstabilan daya dengan sistem kelistrikan Ambon. COD yang dilakukan merupakan COD pertama dengan memasok listrik sesuai daya maksimal sistem Ambon, dimana beban puncak Ambon saat itu mencapai 54 MW.
Pada tahap berikutnya di bulan Mei 2017, MVPP yang akan memasok listrik Pulau Ambon tersebut secara penuh beroperasi dengan daya mampu sebesar 60 MW.
"Hadirnya MVPP di Ambon selain untuk menambah kapasitas daya terpasang, juga untuk menggantikan mesin-mesin pembangkit yang sudah tua sambil PLN membangun pembangkit lainnya di wilayah Maluku demi kehandalan sistem," ujar Haryanto.
Dijelaskannya, sebelum kapal listrik beroperasi, kemampuan suplai pembangkit di Ambon sebesar 62 MW dari total beban puncak yang mencapai 54 MW. Dengan adanya tambahan daya 60 MW dari MVPP Yasin Bey, maka akan ada cadangan daya sebesar 68 MW untuk sistem kelistrikan Ambon.
MVPP tersebut akan menyalurkan daya melalui jaringan transmisi 70 kV ke Gardu Induk (GI) Passo dan GI Sirimau yang sudah selesai dibangun tahun 2016 sebelum akhirnya disalurkan ke jaringan distribusi menuju rumah-rumah pelanggan.
Ia mengakui, saat ini PLN juga sedang membangun beberapa proyek infrastruktur ketenagalistrikan di Pulau Ambon, yaitu pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Tulehu berkapasitas 2x10 MW yang saat ini sedang dalam tahap IPM Drilling (pengeboran) dan ditargetkan beroperasi tahun 2020. ***1***
Selain itu Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas PLTMG Ambon Peaker berkapasitas 30 MW (COD 2018) serta PLTMG Ambon 2 berkapasitas 2x50 MW (COD 2020).
Disamping pembangunan pembangkit, untuk memenuhi kebutuhan listrik sistem Ambon PLN juga akan membangun jaringan transmisi 150 kV Passo-Wayame, GI 150 kV Passo dan GI 150 kV Wayame yang ditargetkan akan selesai di tahun 2018.
"Tidak hanya di Pulau Ambon, dalam program 35.000 MW, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan juga dilaksanakan di seluruh Provinsi Maluku yang meliputi pembangkit berbahan bakar minyak, gas, panas bumi dan surya," tandas Haryanto.