Ambon (ANTARA) - Uskup Dioksis Ambonia, Mgr Petrus C. Mandagi menyatakan aksi brutal berupa penembakan jamaah pada dua masjid di Selandia Baru pada Jumat, (15/3) merupakan sebuah perbuatan yang biadab dan tidak manusiawi.
"Kami dengan tegas mengutuk penembakan itu karena peristiwa ini bukan hanya bertentangan dengan nilai-nilai keagamaan tetapi nilai kemanusiaan, dan ini adalah perbuatan yang biadab dan kami kutuk 100 persen," katanya di Ambon, Sabtu.
Uskup juga berharap semoga peristiwa ini tidak menimbulkan aksi balas dendam karena itu sifatnya hanya merusak saja hubungan antara umat, terlebih di Maluku yang sudah bagus, tentram dan aman.
"Mari kita jaga provinsi Maluku ini tetap kondusif menyambut pesta demokrasi pemilihan umum April 2019," ujarnya.
Harapan Uskup Mandagi lainnya adalah supaya pemerintah Australia dan Selandia Baru menyelesaikan masalah ini dengan penegakan hukum yang tegas dan cepat, supaya pelaku penembakan tersebut diadili kemudian dijatuhi hukuman seberat-beratnya.
Karena hal ini justeru menimbulkan situasi yang menyebabkan terjadinya rasa tidak aman diantara sesama manusia sekarang ini.
Kemudian harapan lainnya terhadap pemerintah Indonesia, karena peristiwa ini terjadi di luar negeri maka pemerintah harus bijak dan serahkan saja kepada pemerintah Australia serta Selandia Baru.
"Pemerintah Australia dan Selandia Baru harus menyelesakan masalah ini secara benar dan janganlah kita bergerak di luar hukum, sebab itu hanya menimbulkan perpecahan di antara sesama umat manusia," tegasnya.
Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku, Pendeta AJS Werinussa mengeaskan perbuatan terkutuk pelaku penembakan telah menciderai peradaban manusia.
"Apalagi kami bangsa Indonesia yang menganut falsafah Pancasila dan menjunjung nilai kemanusiaan, kami menganggap tindakan itu adalah perbuatan biadab," lanjutnya.
Ketika nilai-nilai kemanusiaan dijadikan sebagai unsur yang menyatukan warga bumi menghadapi berbagai bencana yang ada, tiba-tiba ada tindakan seperti itu perlu dikutuk oleh semua umat manusia.
"Kami juga menyatakan duka cita yang mendalam terhadap seluruh keluarga korban yang meninggal dunia, semoga arwah mereka diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," kata Werinussa.
Dia juga meminta aparat keamanan untuk bisa menghentikan sebaran rekaman gambar yang beredar luas di masyarakat Indonesia maupun di Maluku agar tidak merusak tali persaudaraan yang sudah terjalin baik.
"Kita jangan terprovokasi tetapi marilah serahkan semuanya kepada yang berwajib, dan kepada pemerintah pusat diharapkan mengirimkan nota protes terhadap pemerintah Australia," tegasnya.
Uskup Amboina: penembakan jamaah perbuatan biadab
Sabtu, 16 Maret 2019 17:47 WIB